unescoworldheritagesites.com

Suara Banteng Tulen Solo (I): FX Hadi Rudyatmo Malah Sebut Pemerintahan Sekarang Neo Orde Baru Plus, Soeharto Lebih Beretika - News

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo (kiri) dan Presiden saat ini Joko Widodo (Jokowi) serta penguasa Orde Baru, Presiden Soeharto (Ist)

: Pernyataan Presiden ke-5 RI yang Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tentang pemerintah saat ini seperti masa Orde Baru (Orba) terus menggelinding.

Bahkan Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo bersuara lebih keras dan tegas lagi dengan menyebutkan pemerintah saat ini bukan seperti Orde Baru namun Neo Orde Baru Plus.

Lebih tajam lagi, FX Hadi Rudyatmo yang sejatinya kader Banteng tulen Solo, mengatakan, penguasan Orde Baru saat itu Presiden Soeharto lebih baik dan lebih beretika.

Ia menyatakan kekuasaan yang dimiliki sekarang, dipergunakan dengan cara yang tak beretika. “Masih beretika Pak Harto,” kata FX Hadi Rudyatmo yang akrab disapa Rudy  atau Pak Kumis itu.

Baca Juga: Ada Naruto di Paslon 02 Prabowo - Gibran, Reaksi Netizen: Penghinaan Terhadap Negara, Minim Etika dan Gagasan

Saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2023), seperti dipantau dari beberapa media, Rudy menyatakan, dia tak menyalahkan Megawati atas pernyataan itu.

“Saya kalau menyampaikan bukan sikap Orde Baru, (tetapi) Neo Orde Baru Plus. Ya kalau Pak Harto masih baik-baik saja cara mengancamnya, tidak seperti sekarang. Intimidasi ya tidak terang-terangan kayak begini. Dari institusi perintah ke bawah dan sebagainya, tidak seperti itu dulu,” ujar Rudy.

Pria yang dulu pernah menjadi pendamping Presiden Joko Widodo saat menjadi Walikota Solo sebagai Wakil Walikota itu menilai kekuasaan yang dimiliki sekarang, dipergunakan dengan cara yang tak beretika. Dia mengatakan intimidasi pada masa Orde Baru tidak dilakukan terang-terangan. “Masih beretika Pak Harto,” ujarnya.

Rudy menilai semua kekuasaan yang dimiliki pemerintahan hari ini dipergunakan dengan segala cara yang tidak beretika. Dia mengatakan hal itu berbeda dengan Orde Baru.

Baca Juga: KPU Tetapkan Debat Capres 3 Kali, Cawapres 2 Kali, Akankah Gibran Mangkir?

Perolehan suara PDIP, menurut Rudy, dikondisikan pada masa Orde Baru. "Tahun 1977 dapet 11 kursi, 1982 dinaikkan dapet 24 kursi, 1987 karena Mbak Mega ikut dapat 52 kursi atau 54 kursi lupa saya," ujarnya. Dia mengatakan jumlah kursi PDIP meningkat karena masih banyak yang menyayangi keluarga Bung Karno.

Saat ditanya lebih lanjut, apakah kekuasaan ini digunakan untuk memenangkan paslon tertentu, ia enggan menjawab.

 “Yo tanya sama yang menggunakan hak kekuasaan. Jadi kemarin saya sampaikan ojo adigang adigung adiguno, tapi ojo-nya hilang. Jadi adigang adigung adiguno, artinya berkuasa segala sesuatunya, akan saya pergunakan untuk kepentingan diri saya sendiri,” terangnya.

Tak hanya itu, dirinya juga menyebut bahwa pernyataan Ketumnya, Megawati Soekarnoputri bukan kegelisahan semata, melainkan berdasarkan pengalaman.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat