: Kementerian Kominfo bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyelenggarakan seminar online yakni Ngobrol Bareng Lgislator bertema: “Etika Berpendapat di Media Sosial”, Rabu (24/1/2024), melalui platform zoom meeting.
Ada empat narasumber yaitu, Dr. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si (Anggota Komisi I DPR RI), Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc (Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI) serta Arif Hidayat,SH., M.H. (Dosen UNES Semarang) serta Dr. Achmad Maulani ( Direktur Lembaga Kajian Kebijakan Publik).
Tujuan seminar Ngobrol Bareng Legislator ini di antaranya mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan ifrastruktur TIK yang dilakukan Pemerintah khususnya Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi dan media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.
Baca Juga: Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi: Peta Jalan Digital Bangun Smart City Menuju Indonesia 2045
Muhaimin Iskandar menyampaikan bahwa diskusi kali ini sangat bermanfaat untuk persiapan kita kedepannya dalam menghadapi keadaan dan tantangan, khususnya di era digital dan dunia maya yang semakin hari perkembangannya semakin pesat.
"Dunia digital telah mengubah kehidupan kita sehari-hari, saat ini kita tidak perlu lagi pergi ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja dan tidak perlu pergi ke bank untuk melakukan transaksi. Kemudahan dalam dunia digital juga kita rasakan dalam mengakses berbagai informasi yang tentunya harus kita sikapi dengan bijak, jangan sampai dengan kemudahan dalam mengakses informasi membuat kita mudah termakan hoax." kata Muhaimin.
Dalam menyampaikan informasi , kata Muhaimin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu berita yang di sampaikan tidak boleh mengandung ujaran kebencian, dan katakata kasar. Sudah seharusnya media sosial menjadi alat untuk mempermudah kita dalam mengakses informasi yang dapat membuat negara kita semakin erat.
"Semoga dengan adanyawebinar ini dapat membuat masyarakat semakin bijak dalam dan siap dalam menghadapi kemajuan teknologi digital." kata Muhaimin.
Baca Juga: Cerdas dan Bijak Dalam Bermedia Sosial Jadi Tema Kegiatan Literasi Digital Kominfo dan KWI di Bogor
Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. Dalam
pemaparannya, menyampaikan bahwa perwujudan Indonesia digital tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang semakin digital dan semakin maju.
Kementerian Kominfo melalui Dirjen Aplikasi Informatika terus berkomitmen dalam
menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital untuk
mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, pemberdayaan serta berkelanjutan.
Upaya transformasi digital ini akan terus dilakukan untuk mendorong perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi digital saat ini telah merubah cara kita bekerja, cara kita berusaha dan cara kita menjalani kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, Kementerian Kominfo terus melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan dan kecakapan digital yang ditujukan pada 3 sektor yaitu masyaraka umum, pemerintahan dan pendidikan melalui beberapa program literasi
Dr. Achmad Maulani selaku Direktur Lembaga Kajian Kebijakan Publik membawakan materi tentang media digital yang mendisrupsi dan merestrukturisasi semua lini kehidupan. Modernitas telah menciptakan satu hukum baru dan menganggap media sosial sebagai sumber segala kebenaran. Media sosial tidak pernah berwajah tunggal (singleface), tapi berwajah banyal (multiface).
Baca Juga: Tunaikan PKB Diikuti Layanan dan Inovasi Berkualitas
Eksistensi manusia modern ditentukan oleh kepastian bahwa seseorang telah mem-post, men-chat,mendapat-likes, merekrut banyak followers. Eksistensi manusia modern bukan dirinya sendiri, melainkan citra yang ingin ditampilkan, yang lebih banyak mengecoh. Revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi telah mencapai puncaknya. Ia bak pisau bermata dua.