: Pemilu 2024 diprediksi akan sangat dipengaruhi oleh peran generasi Z dan milenial merujuk pada data DPT yang dirilis oleh KPU.
Rilis data KPU menunjukkan bahwa 52 persen dari total pemilih berasal dari kalangan Generasi Z dan milenial yang berarti separuh pemilih di masa depan akan terdiri dari anak muda.
Dalam konteks ini, Ipsos Indonesia telah menggunakan mesin analitik media sosial, Ipsos Synthesio, untuk merekam percakapan generasi ini di platform media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan TikTok.
Melalui kecanggihan teknologi ini, pengguna dapat memetakan harapan dan aspirasi publik, termasuk dari generasi Z dan milenial, melalui analisis percakapan di media sosial.
"Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, percakapan di media sosial dapat menjadi gambaran untuk mengukur penerimaan masyarakat terhadap sosok atau tokoh politik, terutama karena kita tahu bahwa pada Pemilu 2024, generasi Z dan milenial yang sangat aktif di media sosial akan menjadi pendorong dalam proses politik," ungkap Arif Nurul Imam, peneliti senior Ipsos Indonesia.
Sementara itu, Soeprapto Tan, Managing Direktur Ipsos Indonesia, mengungkapkan bahwa sosok yang paling banyak mendapatkan pembahasan positif di media sosial sebagai calon presiden adalah Prabowo Subianto, diikuti oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Sentimen positif tertinggi terhadap Prabowo Subianto mencapai 19,7 persen, disusul oleh Ganjar Pranowo dengan 11,7 persen, dan Anies Baswedan dengan 10,6 persen," jelasnya.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Darmo dan PENS Sepakat Lindungi Mahasiswa Magang dan Ekosistem Kampus
Untuk calon wakil presiden yang potensial, dari tiga nama yang sering muncul dalam survey dan pernyataan lembaga riset termasuk Ipsos, Erick Thohir mendapatkan sentimen positif tertinggi sebesar 47,0 persen, sementara sentimen negatifnya hanya sebesar 3,7 persen.
Erick Thohir mengungguli tokoh lain seperti Ridwan Kamil dari Golkar yang mendapatkan sentimen positif sebesar 17 persen, dan Sandiaga Uno dari PPP yang mendapatkan sentimen positif sebesar 6,3 persen.
Soeprapto menambahkan bahwa tingginya sentimen positif terhadap Erick Thohir mungkin karena dia dianggap sebagai tokoh potensial yang tidak berasal dari partai politik.
"Karakter kepemimpinan Erick Thohir berbeda dengan tokoh potensial lainnya yang mayoritas berasal dari partai politik, sedangkan Erick Thohir bukan dari partai politik," jelasnya.
Baca Juga: Caleg Golkar Steven Izaac Risakkota Siap Berjuang Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat