unescoworldheritagesites.com

Sidang Ke-144 IPU: Jokowi Pesimis Perubahan Iklim Dapat Dicegah, Puan Dorong Perdamaian Global - News

Presiden Jokowi dan Ketua DPR Puan Maharani menyapa para peserta Sidang Ke-144 IPU di Badung, Bali. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden.)

: Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo mengungkapkan perasaan pesimisnya terkait masalah perubahan iklim. Pasalnya, sejauh ini banyak kebijakan tentang perubahan iklim sudah diputuskan dalam pertemuan-pertemuan global tetapi tidak pernah diimplementasikan di lapangan.

"Kita menghadapi sebuah hal yang mengerikan kalau kita tidak berani memobilisasi kebijakan-kebijakan, baik itu di parlemen maupun di pemerintah, yaitu adalah perubahan iklim," ungkap Presiden saat membuka Sidang Ke-144 Assembly of The Inter-Parliamentary Union (IPU) and Related Meetings yang digelar di Mangupura Hall, Bali Internasional Convention Center (BICC), Badung, Bali, Minggu (20/3/2022).

"Hal yang sering kita lakukan, sering kita bicarakan, sering diputuskan di dalam pertemuan-pertemuan global, tetapi aksi lapangannya belum kelihatan," kata Presiden Jokowi dalam tayangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Penting, Membangun Ketahanan Kesehatan Sekaligus Ekonomi Sektor Pangan Dan Energi

Presiden memberikan contoh, masalah transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan, dari energi batu bara ke renewable energy. Meski kelihatannya mudah, tetapi dalam praktiknya itu adalah sesuatu yang yang sangat sulit di lapangan, utamanya bagi negara-negara berkembang. "Sehingga, yang perlu dibicarakan dan dimobilisasi adalah pendanaan iklim. Ini harus segera diselesaikan," kata Presiden.

Demikian pula terkait investasi dalam rangka renewable energy dan yang berkaitan dengan transfer teknologi. "Kalau ini tidak riil dilakukan, sampai kapan pun saya pesimis, bahwa yang namanya perubahan iklim ini betul-betul tidak bisa kita cegah," ungkap Presiden Jokowi.

Pada acara bertajuk “Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change” tersebut, Presiden mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi global ke depan tidak semakin mudah, tetapi kelihatannya semakin sulit. Kalau semula banyak dibicarakan masalah disrupsi teknologi karena adanya revolusi industri 4.0, kemudian regulasinya selalu terlambat mengikuti kecepatan perubahan teknologi. 

Baca Juga: Perjuangkan Kedaulatan Digital, Menkominfo: Indonesia Usung Empat Prinsip Utama Arus Data Lintas Batas Negara

Satu masalah belum selesai, kata Jokowi, muncul masalah yang kedua, yaitu pandemi Covid-19 yang juga mendisrupsi semua hal yang sebelumnya tidak pernah diperkirakan. Dan, sekarang mulai dirasakan langkanya energi, kenaikan harga pangan, kemudian kelangkaan kontainer dalam mengirim logistik yang ada. "Dan, terjadinya kenaikan inflasi hampir di semua negara sehingga rakyat kesulitan dalam menjangkau harga-harga yang naik," ujar Jokowi.

Perdamaian Global

Sementara itu Ketua DPR RI Puan Maharani dalam sambutannya menekankan pentingnya perdamaian global. Ia pun menyoroti krisis kemanusiaan akibat konflik Rusia dan Ukraina.

"Melalui upaya damai, pertemuan Majelis IPU ini mendorong diakhirinya perang di Ukraina. Tentunya kita mengharapkan perang segera berakhir, dan dilakukan gencatan senjata," ungkapnya.

Baca Juga: PB PTMSI Gelar Seleknas 33 Pemain Tenis Meja Terbaik Indonesia untuk SEA Games Vietnam 2022

Puan juga menegaskan pentingnya penghormatan kepada hukum internasional, piagam PBB, dan perlunya peneguhan terhadap integritas teritori untuk mencapai resolusi konflik Rusia dan Ukraina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat