: Air di danau dan sungai umumnya tidak asin karena keduanya menerima air dari mata air atau sungai kecil yang terletak di daratan. Sebagian besar air di daratan berasal dari hujan, salju, atau embun yang jatuh ke permukaan tanah. Air tersebut kemudian meresap ke dalam tanah dan membentuk air tanah atau aliran permukaan, seperti sungai atau anak sungai.
Air di danau dan sungai memiliki kandungan garam yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali karena aliran air mengalir dari daratan ke danau atau sungai membawa sedimen dan mineral dari tanah yang tidak memiliki kandungan garam yang tinggi. Hal ini berbeda dengan laut atau lautan yang mengandung garam yang tinggi karena air laut mengandung garam yang berasal dari mineral yang terlarut di dalam air laut.
Air di danau dan sungai juga dapat mengalami pengenceran garam. Ketika air sungai mengalir ke laut atau danau, air tawar ini akan tercampur dengan air laut yang mengandung garam. Seiring dengan berjalannya waktu, campuran air tawar dan air laut ini akan merata dan mengalami pengenceran garam. Oleh karena itu, air di danau dan sungai cenderung tidak asin.
Namun, ada beberapa danau dan sungai di dunia yang memiliki kandungan garam yang tinggi. Contohnya, Danau Dead Sea di Timur Tengah memiliki kandungan garam yang sangat tinggi, sehingga air di danau tersebut sangat asin. Kandungan garam yang tinggi di danau ini disebabkan oleh faktor geologis, yaitu danau ini terletak di lembah yang tidak memiliki aliran keluar, sehingga air hanya bisa keluar melalui penguapan dan tidak ada yang bisa membuang garam yang terkandung di dalamnya.
Secara umum, air di danau dan sungai tidak asin karena keduanya menerima pasokan air dari mata air atau sungai kecil yang terletak di daratan. Selain itu, aliran air di danau dan sungai juga dapat mengalami pengenceran garam karena campuran air tawar dan air laut atau danau yang mengandung garam yang tinggi relatif jarang terjadi.***