عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقُوا فِرَاسَةَ المُؤْمِنِ، فَإِنَّهُ يَنْظرُ بنورِ اللهِ».وروى الطبراني قال الهيثمي في مجمع الزوائد: وإسناده حسن. وقال السيوطي في اللآلئ: الحديث حسن صحيح.
Dari Abu Amamah radhiyallahu anhu, dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Takutlah pada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah.” (Hr At Thobroni, berkata Haistami didalam majmaul zawaid isnadnya hasan. Dan berkata Syuyuti didalam al lali'i: hadis Hasan Shohih.
Hikmah dan pelajaran yang terdapat di dalam hadis ini:
1. Sungguh kita bisa merasakan, orang-orang shalih punya satu kepekaan di dalam pergaulannya. Sampai para salafush shalih dulu mengatakan, “Perhatikan kedudukanmu di sisi Allah dari bagaimana para kekasih-Nya bersikap kepadamu. Sungguh bersebab dosa durhaka dari maksiatmu pada-Nya, bisa jadi Allah sisipkan setitik perasaan benci padamu di hati orang-orang beriman.”
2. Terkadang ia memang hanya perasaan tak nyaman yang tak terjelaskan. Tapi di titik tertentu, ia menjelma amat nyata.
3. Seorang lelaki dari kalangan sahabat beliau masuk menghadiri majelis Sayyidina "Utsman ibn "Affan Radhiyallaahu ‘Anh, demikian dikisahkan Imam Tajuddin As Subki dalam Thabaqat-nya. Setiba Sang Dzun Nurain menatap tajam ke arahnya dan menudingkan telunjuk sembari bertitah, “Takutlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, atau akan kukenakan hukuman ta’zir padamu sebagai peringatan bagi semua. Sungguh demi Allah, di matamu aku melihat ada bekas-bekas zina.”
“Subhanallah”, sang lelaki terperanjat. “Apakah wahyu masih turun, sehingga Amirul Mukminin mengetahui perkara yang gaib semacam ini?”
Dia menyadari, dalam perjalanan menuju Masjid tadi dia berpapasan dengan seorang perempuan jelita. Dari tak sengaja, pandangannya berterusan hingga syahwatpun terbangkitkan. Tapi ya sampai di situ saja. Tidak lebih.
“Bukan”, sahut Sayyidina ‘Utsman. “Ini bukan wahyu, hanyasanya ia adalah firasat seorang mukmin.”
Baca Juga: Lirik Nadhom Alfiyah Ibnu Malik
4. Hadis ini menerangkan agar kita berhati hati dari pandangan orang mukmin karena mereka mempunyai kelebihan mengetahui pada aib keburukan kita. Lebih jelasnya lagi agar kita menjauhkan diri dari hal hal yang diharamkan Allah agar hal ini tidak diketahui oleh mereka orang-orang yang soleh, sebab bila mereka melihat aib dari maksiat kita, kita akan malu didepannya.
5. Yang dimaksud orang mukmin disitu adalah mukmin yang sempurna keimanannya, yang ahli ibadah, yang ahli sedekah, yang tidak mengambil atau memakan hak orang lain dengan cara bathil tidak bermaksiat, bukan setiap orang mukmin bisa mendapatkan keistimewaan ini.
Baca Juga: Lirik Lagu Maher Zain Rahmatan lil alamin
Hal ini dikarenakan kesucian batin mereka akan mencerahkan mata hatinya untuk bisa memandang apa-apa yang tidak bisa dipandang oleh manusia biasa. merekalah yang seakan-akan menjadi wakil Allah untuk mengawasi gerak-gerik manusia, sebagai salah satu bentuk dari amar makruf nahi munkar.
Maka saat mereka melihat sesuatu maksiat yang kita lakukan lantas marah karena marahnya Allah, mereka akan membenci karena kebencian Allah. Dia memandang dengan cahaya Allah.
Baca Juga: One Day One Hadist: Induk Penyakit Hati
Tema hadis yang berkaitan dengan Al quran :
Dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang mengetahui hal ihwal orang lain melalui firasatnya.
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (Al-Hijr: 75). ***