unescoworldheritagesites.com

Santri Berdaya Era Society 5.0 - News

Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ist)

Oleh Ahmad Febriyanto 

: Peran santri dalam membangun negeri pada dasarnya sudah terlihat pada era perjuangan hingga era digital. Era perjuangan dimana kemerdekaan Indonesia masih menjadi tujuan dan cita-cita bersama ternyata juga memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk membela bangsa.

Dalam hal ini santri memiliki peran nyata dalam ikut melakukan perlawanan pada penjajah baik secara fisik maupun diplomatik. Namun setelah kemerdekaan diraih peran santri dalam pengabdian untuk negeri tidak berhenti. Hal tersebut terbukti pada beberapa santri yang kemudian mendapat amanah untuk mengemban jabatan strategis pada tingkat eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Merefleksi kembali peran santri juga menjadi penting untuk menumbuhkan kembali sikap bangga seorang santri. Dengan mengingat kembali pengaruh besar santri dalam peradaban bangsa Indonesia. Merefleksi semangat tersebut juga menjadi penting utamanya dalam menghadapi society 5.0. Walaupun pada saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa kemudahan dan kemurahan teknologi yang ada membuat seluruh manusia dimanja. Kemudahan dan kemurahan yang menawarkan efisiensi dan efektifitas juga menjadi relevan untuk kemudian menyelesaikan seluruh pekerjaan-pekerjaan manusia.

Penggunaan robot dan sistem UI dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi tepat ditengah permintaan pasar yang meningkat. Selain itu kemudahan teknologi yang ada menyebabkan bentang dunia yang ada menjadi tak terasa. Namun pada sisi lain efek yang dirasakan adalah adanya pertukaran budaya yang sangat cepat. Tentu hal tersebut juga penting untuk kemudian diperhatikan, utamanya seluruh budaya yang ada juga belum tentu dapat selaras dengan nilai-nilai dan budaya yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Tunjangan dan Pengabdian

Peran Santri

Melihat disrupsi yang ada pada dasarnya individu wajib berperan untuk setidaknya membentengi dirinya sendiri dari pertukaran budaya yang ada atau efek lain yang disebabkan dari kemudahan teknologi. Tentunya dalam hal ini para individu pengguna sosial media atau para milenial harus mengetahui landasan bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Dengan demikian para individu pengguna sosial media memiliki filtrasi masing-masing.

Jika kemudian dikaitkan pada peran santri tentu hal tersebut menjadi relevan. Sebab santri pada dasarnya tidak hanya diajarkan untuk mengaji melainkan juga mempelajari nilai-nilai nasionalisme dan perjuangan yang telah ditanamkan oleh para pendahulu-pendahulu bangsa. Pelajaran nasionalisme dan menaladi pendahulu bangsa juga menjadi penting dalam menumbuhkan filtrasi pada diri individu, sebab dengan mengingat nilai-nilai luhur bangsa para milenial akan mengerti sikap yang tepat yang mencerminkan bangsa Indonesia.

Selain pada menjaga nilai bangsa ditengah disrupsi teknologi, peran santri pada era teknologi ini adalah untuk siap menjadi generasi unggul. Sebab era teknologi ini setiap individu juga dituntut memiliki keahlian dan skill untuk kemudian dapat dikatakan siap bersaing. Mengingat pula pada era teknologi utamanya era society 5.0 penggantian tenaga manusia dengan tenaga robot sudah menjadi konsep yang secara perlahan semakin terlihat nyata. Contoh nyata yang dapat ditemui adalah penggantian peran kartu dalam pembayaran parkir dan tol. Bahkan pada saat ini mulai menuju penerapan QRIS dan E-Wallet. Fenomena tersebut memang tidak bisa dihindari mengingat kembali kemudahan teknologi mengacu pada penawaran efisiensi dan efektivitas. Sehingga menjadi perlu bagi santri untuk memiliki skill dan keahlian guna dapat menjadi pemenang persaingan pada era ini.  

Peran Pesantren 

Pada aspek tersebut peran pesantren menjadi sangat penting. Dalam hal ini pesantren berperan sebagai tempat yang kemudian dapat memberikan fasilitas untuk mengembangkan potensi atau skill yang dimiliki santri. Peningkatan peran pesantren tersebut dapat diwujudkan melalui pembentukan kelas-kelas pelatihan atau membuat mata pelajaran yang bertujuan untuk mengasah skill para santri. Aspek lain yang juga menjadi alasan peningkatan peran pesantren adalah fungsi pesantren yang memiliki andil besar dalam kehidupan para santri. Sebab pesantren sudah dianggap menjadi rumah kedua oleh para santri.

Baca Juga: Sumpah Pemuda dan Dunia Baru

Dengan demikian peran peningkatan peran pesantren menjadi penting untuk memberikan ruang pada para santri untuk berekspresi dan mengembangkan skill. Pengembangan bakat santri tersebut melalui peningkatan kegiatan ekstrakurikuler pesantren akan memberikan ruang kepada para santri untuk memiliki bekal dalam menghadapi society 5.0. Salah satu contohnya adalah pengembangan teknologi yang ada di pesantren guna media pengenalan kepada masyarakat luas terkait pesantren tersebut atau dapat juga untuk melakukan “ngaji virtual”.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat