: Di siang yang Terik itu Muhammad Kardi, melepas letihnya sembari mengusap buliran-buliran keringatnya yang tak henti mengalir. Perilaku Amaq Kardi, warga Dusun Bakong, Desa Lembar, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menjadi aktivitas kesehariannya bersama selepas panen jagung dibantu keluarganya di lahan jagung seluas 40 are tersebut.
Sebenarnya tidak ada satupun tersisa dari sebatang pohon jagung yang dipanen Kardi. Mulai dari akarnya, batang, daunnya, biji jagungnya hingga tongkolnya semuanya bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
“Sayangnya tongkol jagung meski Sebagian sudah dimanfaatkan untuk pembakaran pembuatan tahu-tempe ataupun pengembag biakan anakan jamur tiram, namun hanya Sebagian kecil saja. Belum bisa dimanfaatkan untuk bahan alternatif lain. Sisa limbah tongkol jagung yang masih banyak paling kita buang percuma saja sebagai tumpukan sampah dan ada juga yang kita bakar,” aku Kardi ditemui di areal lahan jagungnya di Dusun Bakong, Kamis (14/12/2023).
Baca Juga: Dongkrak Produktivitas Padi dan Jagung, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian
Kegembiraan serupa akan kabar baik itu juga diungkapkan Marlini, warga Kebun Buncit masih di Desa Lembar terkait Pembangunan Pabrik biogas yang akan mengolah tongkol jagung di Lombok Barat khususnya.
“Saya sendiri tentu senang akan rencana Pembangunan panrik biogas ini karena harapan kami nanti bisa bekerja dan mengurangi pengangguran temen-temen kami di sini,” tuturnya.
Baca Juga: Wujudkan Swasembada, Kementan Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung
Kecuali itu harapan sama juga diungkapkan Nengah Mangku (60) masih warga setempat. Menurut dia, pabrik ini nantinya diharapkan selain bisa menampung tenaga kerja untuk anak-anaknya, juga limbah jagung seperti tongkol jagung bisa dimanfaatkan untuk energi biogas.
“Apalagi kami dan sekeluarga Bertani jagung menjadi andalan kami sepanjang tahun di sini selain padi yang hanya bisa dilakukan sekali setahun. Kalau jagung lan bisa 2-3 kali setahun. Lahan kami kan lahan kering tadah hujan, pengairan sangat sulit. Kami berharap jagung jadi penyelamat ketahanan keluarga kami dan jagung limbahnya semua bisa dimanfaatkan,” ujarnya menambahkan.
Pabrik Compressed Biogas yang akan mengolah tongkol jagung menjadi biogas ini sendiri sebelumnya telah dilakukan ground breaking pembangunannya pada (17/8/2023) lalu di Dusun Bakong, Desa Lembar, Kabupaten Lombok Barat oleh mantan Gubernur dan Wagub NTB Zulkieflimansyah- Rohmi Djalilah waktu itu bersama Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Trois Dilisusendi, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, Chairman Kaltimex Group KK Ralhan selaku pemilik pabrik, dan Direktur Utama PT Gerbang NTB Emas (GNE) Samsul Hadi.
Baca Juga: Mentan Amran Semangati Penyuluh Pertanian dan Petani Jawa Timur Pacu Produksi Padi dan Jagung
Seperti dikatakan Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Trois Dilisusendi menjelaskan, pabrik CBG di Lombok Barat akan mengisi kebutuhan elpiji untuk industri dan komersial di NTB. Dengan demikian, NTB menjadi mandiri energi serta mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam percepatan target nol emisi karbon.