unescoworldheritagesites.com

Dolar AS Menguat, Eksportir Mebel Sebut Bakal Berikan Dampak Positif Setelah Tahun Lalu Terpuruk - News

Pengusaha eksportir mebel yang juga Ketua Unum Sekabel Setyo Wisnu Broto (Endang Kusumastuti)

:  Dolar Amerika Serikat (AS) sejak beberapa waktu mengalami tren penguatan. Hal tersebut menurut pelaku eksportir bakal memberikan dampak positif.

"Kalau kita melihat saat ini dapat dikatakan ada sebuah fenomena yang cukup menarik, dimana Dolar Amerika  mengalami penguatan.  Ini semua memang di Amerika untuk serapan lapangan kerja lagi  naik , kemudian The Fed juga dapat dikatakan masih menjaga suku bunganya," jelas Pengusaha Eksportir Mebel, Setyo Wisnu Broto, kepada media di Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/6/2024).

Menurut  Ketua Umum Sekabel (Sedulur  Kayu dan Mebel) itu, efeknya adalah kepada  emerging country atau emerging market  (pasar negara berkembang) seperti indonesia.  Bagi eksportir hal ini merupakan keuntungan. 

Baca Juga: Kelurahan Bojong Menteng Distribusikan 2.451 Bantuan Pangan Beras

"Bagi eksportir jadi blessing  ya karena semakin tinggi kurs nya US Dolar (USD) akan berdampak positif bagi eksportir," katanya.

Jika dilihat nilai ekspor furnitur tahun lalu, mengalami penurunan hingga 28 persen. Dari 2,5 miliar USD turun menjadi 1,8 miliar USD untuk semua produk furnitur. Karena pengaruh perang Ukraina dan perang di Palestina.

"Dengan adanya kenaikan kurs Dolar ini kita berharap daya saing produk kita, efek secara langsung akan semakin baik. Sehingga diharapkan akan ada peningkatan," jelasnya lagi.

Baca Juga: Erick Thohir Bangga! BRI Masuk Daftar Peraih Forbes Global 2000 Tahun 2024 Ungguli Starbucks dan Uber

Untuk pasar mebel saat ini, Wisnu menyebut saat ini untuk industri mebel masih struggle (berjuang) untuk pulih dari menurunnya nilai ekspor tahun lalu. 

"Dengan adanya kenaikan kurs US Dollar terhadap rupiah, yang hari ini sudah menembus di Rp16.350 sampai Rp16.360 ini cukup menarik sehingga nilai tukar kita mempengaruhi terhadap daya saing," katanya lagi.

Kondisi ini, menurutnya bakal berlangsung lama.  Untuk pasar ekspor mebel dari Indonesia, saat ini masih didominasi ke negara-negara Eropa, Amerika, Australia dan Jepang. 

Baca Juga: Libur Panjang Idul Adha, Okupansi TIket KA dari Daop 6 Yogyakarta Naik 125 Persen

Tetapi saat ini sejumlah negara seperti UK dan Jepang mengalami krisis. Untuk itu, pasar ekspor mebel mulai bergeser ke Eropa Timur dan Amerika Latin. 

"Termasuk ke Timur Tengah, beberapa negara sudah oke seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, serta Afrika, permintaan mengalami kenaikan. Ini satu peluang bagi kita sebenarnya," kata Wisnu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat