unescoworldheritagesites.com

APTRI Mengeluh Lahan Tersedia Luas Tapi Minat Petani Bertanam Tebu Turun - News

Para pengurus APTRI mengadu kepada Ganjar. (Istimewa)

 

: Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengeluh, meskipun lahan tersedia luas, namun minat petani untuk bertanam tebu sudah mulai menurun.

"Bukan itu saja, kami saat ini juga mengalami kesulitan mendapatkan bibit tebu" kata Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen, usai bertemu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di kantornya, Kamis (14/4/2022).

Jika boleh dibilang, lanjutnya, saat ini APTRI sedang dirundung gelisah.

Betapa tidak? Sekarang ini lahan terus bertambah. Namun minat para petani sendiri untuk menanam tebu sudah sangat menurun.

Baca Juga: Mbah Yono, Bikin Patung Wajah Ganjar Dengan Tanah Liat

“Kalau bisa, yang sudah existing mau dipertahankan. Bila ditambah, pendapatan petani ditingkatkan dengan memacu produktivitas dan harga,” kata Soemitro.

Ia menjelaskan, harga pokok penjualan (HPP) gula sejak 2016 hingga 2021 masih tetap Rp9.100. Para petani, katanya, menjual gula pun di bawah harga HPP.

“Ini maaf, tidak ada upaya-upaya untuk mengangkat petani setidaknya supaya bisa setara dengan HPP,” ujar Soemitro.

Kondisi ini, lanjutnya, berpengaruh pada tutupnya sejumlah pabrik gula yang dikelola BUMN karena tidak bisa terpenuhi bahan bakunya. Hal ini diakibatkan jumlah petani tebu yang terus menurun.

Baca Juga: Jateng Telah Membedah 6.650 Rumah Keluarga Miskin

“Kalau petaninya habis ini sama saja kita mendorong impor juga, maka harus berani membangun pabrik yang modern sehingga lebih efisien dan bisa meningkatkan pendapatan petani,” tandasnya.

Ganjar Pranowo mengaku APTRI telah menyampaikan beberapa persoalan. Selain terkait jumlah petani yang menurun, juga tentang ketersediaan bibit untuk produksi.

“Yang kedua adalah produktivitasnya, termasuk rendemen yang nanti dihasilkan dan ketiga terkait siapa off-takernya karena pabrik gulanya juga belum efisien,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat