unescoworldheritagesites.com

Diserbu Hamas dan Hizbullah, PM Israel Netanyahu dan Tokoh Opisisi Bersatu Bentuk Kabinet Perang - News

PM Israel Benjamin Netanyahu (kanan) dan Benny Gantz juga sepakat untuk membentuk "kabinet perang" untuk menangani konflik melawan Hamas dan Hizbullah (Ist)

: Makin memanas dan meluasnya perang yang dipicu serangan mematikan oleh militan Hamas dari Jalur Gaza dan tembakan roket Hizbullah, Rabu (11/10/2023) membuat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan tokoh oposisi terkemuka sepakat untuk membentuk pemerintahan darurat sementara.

Netanyahu dan Benny Gantz juga sepakat untuk membentuk "kabinet perang" untuk menangani konflik tersebut.

Kekuatan internasional, seperti Amerika Serikat, telah menyatakan dukungannya terhadap Israel dalam menghadapi serangan roket tersebut. Presiden Joe Biden telah berjanji untuk mendukung Israel dan mendukung orang-orang Yahudi Amerika.

Israel dan AS telah memperingatkan Hizbullah yang didukung Iran, kekuatan militer paling kuat di Lebanon, agar tidak membuka front pertempuran lain setelah militan Hamas dari Gaza menewaskan sedikitnya 1.200 orang dalam serangan di Israel selatan pada hari Sabtu. Lebih dari 1.000 orang tewas akibat serangan udara balasan Israel di Gaza.

Baca Juga: Respons Serangan Roket Hizbullah, Israel Gempur Lebanon Selatan

“Izinkan saya katakan lagi – kepada negara mana pun, organisasi mana pun, siapa pun yang berpikir untuk mengambil keuntungan dari situasi ini, saya punya satu kata: Jangan. Jangan,” kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa – yang tampaknya memperkuat peringatan tersebut.

Situasi masih tegang dan belum ada penyelesaian segera. Siklus kekerasan antara Israel dan Hizbullah menggarisbawahi perpecahan yang mengakar di kawasan dan tantangan dalam menemukan perdamaian abadi.

Lupakan Persaingan Politik

PM Netanyahu dan Gants mengesampingkan persaingan politik sengit yang telah meningkat menjadi protes yang meluas.

Selain Netanyahu dan Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional yang berhaluan tengah dan mantan menteri pertahanan, kabinet sementara yang baru juga akan mencakup Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Baca Juga: Timur Tengah Membara: Israel Kepung Total Gaza setelah Serangan Hamas, 1.300 Lebih Tewas

Pemimpin oposisi utama negara itu, Yair Lapid, belum bergabung dengan aliansi tersebut. Namun, Netanyahu dan Gantz mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa satu kursi akan disediakan untuknya di kabinet perang.

“Selama masa perang, tidak ada rancangan undang-undang atau keputusan pemerintah yang akan dipromosikan yang tidak menyangkut jalannya perang,” kata pernyataan itu.

"Semua penunjukan senior akan diperpanjang secara otomatis selama masa perang."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat