: Gencatan senjata lanjutan gagal, Israel kembali menyerang dengan sasaran Gaza selatan yang padat penduduk. Hal ini kian menambah jumlah korban tewas meskipun ada perintah.
Demikian laporan update AP dari Khan Younis, Jalur Gaza di laman resminya, apnews.com, Minggu (3/12/2023) pukul 08:16 WIB pagi.
Israel menggempur sasaran-sasaran di Gaza selatan yang padat hari Sabtu (2/12/2023) dan memerintahkan lebih banyak lingkungan yang ditunjuk untuk diserang untuk mengungsi dan semakin meningkatkan jumlah korban tewas.
Baca Juga: Sinopsis A River Runs Through It, Kisah Komedi Romantis Remaja di Drama China Terbaru di Viu
Padahal, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain terus mendesak Israel agar berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil sehari setelah gencatan senjata gagal.
Prospek gencatan senjata lebih lanjut di Gaza tampak suram, karena Israel memanggil kembali para perundingnya.
Di pihak lain, wakil pemimpin Hamas mengatakan pertukaran lebih lanjut sandera yang ditahan di Gaza dengan warga Palestina yang ditahan oleh Israel hanya akan terjadi sebagai bagian dari pengakhiran perang.
“Kami akan melanjutkan perang sampai kami mencapai semua tujuannya, dan tidak mungkin mencapai tujuan tersebut tanpa operasi darat,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pidatonya, Sabtu (2/12/2023) malam.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sekitar 200 warga Palestina tewas sejak pertempuran kembali terjadi, Jumat (2/12/2023) pagi setelah gencatan senjata selama seminggu dengan kelompok militan Hamas yang berkuasa di wilayah tersebut.
Secara terpisah, kementerian tersebut mengatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan di Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober telah melampaui 15.200 jiwa, sebuah lompatan tajam dari penghitungan sebelumnya yang berjumlah lebih dari 13.300 jiwa pada 20 November.
Baca Juga: Sinopsis My Man Is Cupid, Drama Korea Romantis yang Membawa Kisah Cinta Manusia dan Peri Cinta
Kementerian tidak membedakan antara kematian warga sipil dan kombatan. Namun disebutkan 70% korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Dikatakan lebih dari 40.000 orang terluka sejak perang dimulai.
Harris: Sangat Memprihatinkan