unescoworldheritagesites.com

Polandia, Anggota NATO Pertama yang Pasok Jet Tempur ke Ukraina - News

Presiden Polandia Andrzej Duda. (Tsngkapan layar Instagram)

: Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan di Warsawa, Kamis (16/3/2023) bahwa negaranya berencana untuk memberi Ukraina sekitar selusin jet tempur MiG-29.

Ini menjadikan Polandia sebagai negara anggota NATO pertama yang memenuhi permintaan pesawat tempur Pemerintah Ukraina yang semakin mendesak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memohon pendukung Barat untuk berbagi jet tempur. Namun, sekutu NATO tampaknya ragu-ragu untuk nemenuhinya. Prancis masih akan mempertimbangkan, sedangkan Inggris khawatir bisa meningkatkan eskalasi perang di Ukraina.

Baca Juga: Selamat Datang Prof Muhajir Effendy MAP, Sempat Ingin Bangun Stadion, Tapi....

Presiden Andrzej Duda mengatakan Polandia akan menyerahkan empat pesawat tempur buatan Soviet “dalam beberapa hari ke depan” dan sisanya perlu diperbaiki dan akan dipasok nanti.

Sisanya yang selama ini digunakan Polandia menggambarkan jumlah mereka bisa berarti antara 11 dan 19.

“Mereka berada di tahun-tahun terakhir fungsinya tetapi mereka dalam kondisi kerja yang baik,” kata Duda tentang pesawat tersebut.

Baca Juga: Gandeng Anggota DPR, BPJS Ketenagakerjaan Juanda Sosialisasikan Manfaat Program di Kalangan Pekerja Non Formal

Duda tidak mengatakan apakah negara lain akan melakukan langkah yang sama, meskipun Slovakia mengatakan akan mengirim MiG bekasnya ke Ukraina.

Pada hari Rabu, juru bicara pemerintah Polandia Piotr Mueller mengatakan beberapa negara lain dengan MiG juga telah menjanjikannya ke Kyiv, tetapi dia tidak menyebutkan nama mereka.

Keraguan NATO

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memohon pendukung Barat untuk berbagi jet tempur. Namun, sekutu NATO tampaknya telah menyatakan keragu-raguan mereka.

 Baca Juga: Kasad Jenderal Dudung Terima Delegasi Kontigen Garuda Unifil Tahun 2022

Sebelum invasi skala penuh Rusia, Ukraina memiliki beberapa lusin MiG-29 yang diwariskan saat runtuhnya Uni Soviet. Tetapi, tidak jelas berapa banyak dari mereka yang tetap beroperasi setelah lebih dari setahun pertempuran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat