unescoworldheritagesites.com

Kepada Negara G7, Presiden Jokowi Tawarkan Investasi Proyek Energi Bersih Nasional - News

Presiden Jokowi di KTT G7 Jerman. (Tangkapan layar YouTube.)

: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia membutuhkan investasi besar dan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat menghadiri KTT G7 sesi Working Lunch dengan topik Perubahan Iklim, Energi dan Kesehatan di Schloss Elmau, Pegunungan Alpen, Jerman, Senin (27/6/2022).

“Indonesia membutuhkan setidaknya 25-30 miliar USD untuk transisi energi 8 tahun ke depan. Transisi ini bisa kita optimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, dan membuka lapangan kerja baru,” ungkap Jokowi.

Baca Juga: Tinggalkan Telepon Seluler, BlackBerry Justru Raup Untung dari Bisnis Otomotif

Presiden pun mengajak negara-negara G7 untuk berkontribusi memanfaatkan peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia.

Menurut Jokowi, potensi Indonesia sebagai kontributor energi bersih, baik di dalam perut bumi, di darat, maupun di laut, sangat besar.

Lebih jauh Presiden menyampaikan bahwa di Indonesia dan juga di negara-negara berkembang lainnya, risiko perubahan iklim sangat nyata.

Baca Juga: Dubes RI Untuk Korsel, Agar Kawal Kerja Sama Penempatan Dan Pelindungan PMI

Apalagi, Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17.000 pulau. Risikonya bukan hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga membuat petani dan nelayan dalam kesulitan.

“Dukungan semua negara G7 di Presidensi Indonesia di G20 sangat kami harapkan. Sampai bertemu di Bali. Terima kasih,” ujar Presiden mengakhiri sambutannya, dikutip dari laporan BPMI Setpres.

Turut mendampingi Presiden dalam sesi ini yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Baca Juga: Kawasan Timur Indonesia Masuk Kawasan Hijau PMK

Gayung Bersambut?

Apakah ajakan Presiden Jokowi kepada negara-negara G-7 untuk berinvestasi proyek ekonomi hijau di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya mendapat respon positif, masih perlu pembuktian ke depan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat