unescoworldheritagesites.com

Setop Penyebaran Informasi Hoaks Tanpa Paham Konteks - News

Kementerian Kominfo RI menyelenggarakan webinar #MakinCakapDigital2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur bertema: Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi! (Istimewa )

: Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan webinar #MakinCakapDigital2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur bertema: Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi ! Rabu (3/7/2024).

Survei dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia .

Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan  internet .

Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.

Peningkatan literasi digital secara merata semakin urgen, sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi di era luapan informasi. Setiap individu harus mampu menjaga persatuan. Tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di ruang digital.

Baca Juga: Manfaatkan Keahlian Digital untuk Promosikan Toleransi


Direktur PT. Cipta Manusia Indonesia, Founder Kaizen Montessori, Ismita Saputri mengatakan, generasi alfa sekarang ini lebih sering mencari informasi di ruang digital. Situasi ini membuat netizen Indonesia semakin kedodoran, karena hanya satu dari seribu orang di Tanah Air senang membaca.

“Karena semua serba teknologi, mereka tidak terlatih untuk berpikir kritis. Di Indonesia, nol persen yang mahir membaca hingga paham konteks,” kata Ismita saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Oleh karena itu, generasi alfa harus dipersiapkan secara baik. Setiap individu harus mampu menerima informasi, memproses informasi, dan merepliknya. Sehingga tidak terjadi lagi penyebaran informasi palsu (hoaks) tanpa memahami konteks.

Koordinator MAFINDO Mojokerto, Cahya Suryani menambahkan, pemahaman etika digital membantu masyarakat menyadari setiap postingan di ruang digital memiliki konsekuensi. Apa yang dibagikan harus bermanfaat bagi orang lain.

“Adanya teknologi dan luapan informasi secara tidak langsung menjadikan hoaks sebagai salah satu produk dari luapan informasi,” ujar Cahya.

Masyarakat perlu menyadari hoaks bukan satu-satunya produk luapan informasi. Ada beberapa konten negatif lainnya, seperti pornografi, judi online, pinjaman online ilegal, kekerasan video dan gambar, ujaran kebencian (hate speech), revenge porn, hingga cyberbullying.

Baca Juga: Baca Informasi Secara Utuh Agar Tidak Terprovokasi Judul

Dalam kesempatan sama, Dosen Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember, Rofidatul Hasanah mengatakan, masyarakat sekarang ini harus mewaspadai gangguan informasi. Setiap individu dapat menyaring terlebih dulu informasi sebelum membagikannya ke orang lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat