unescoworldheritagesites.com

Prevalensi Stunting di DKI Jakarta Turun Menjadi 14,8 Persen - News

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo (kiri) memberi bantuan guna pencegahan stunting.

 
 
: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Korps Brimob Kepolisian Republik Indonesia (Polri), serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar Sosialisasi Cegah Stunting dan Wawasan Kebangsaan, 
 
Dalam kegiatan yang dipusatkan di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/2/2023), Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) mengapresiasi Korps Brimob Polri, yang telah mendukung BKKBN dan menginisiasi sosialisasi dan bakti sosial, dalam percepatan penurunan stunting di Ibukota.
 
Hasto juga memuji Pejabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang juga hadir dalam kegiatan itu, atas pencapaian prevalensi stunting yang turun menjadi 14,8 persen pada 2022 ini.
 
 
“Prevalensi stunting di DKI Jakarta sudah turun jadi 14 persen (14,8 persen). Ini sesuai target (2024). Kami berterima kasih karena DKI Jakarta bisa menjadi best practice (pembelajaran praktik baik). Dalam upaya percepatan penurunan stunting,” terang Hasto. 
 
Kepala BKKBN itu menyatakan, pembelajaran praktik baik yang bisa diperoleh dari DKI Jakarta, salah satunya adalah gotong royong. Dalam mengentaskan anak-anak stunting melalui program Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting. 
 
Selain itu, adalah ketersediaan sumber pangan dan sumber protein yang cukup di DKI Jakarta. Dia menyebutkan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah balita di DKI Jakarta sekitar 790 ribu balita. Dengan prevalensi stunting 14,8 persen, maka jumlah balita yang stunting maupun stunted sebanyak 116 ribu balita.
 
 
Karena itu Hasto mengemukakan, untuk mengentaskan stunting ini perlu kerja pentahelix, melibatkan semua sektor dan lembaga secara bergotong-royong.
 
Menanggapi hal itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan, rasa syukur atas dukungan dan kerja sama semua pihak, dalam percepatan penurunan stunting. 
 
“Alhamdulillah stunting sudah turun. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini (Bakti Sosial Korps Brimob), maka stunting di DKI Jakarta lebih turun. Apalagi tadi ada pengukuhan Bunda Asuh Anak Stunting yang tentunya bisa mempercepat penurunan stunting,” tutur Heru Budi.
 
 
Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting DKI Jakarta sebesar 14,8 persen. Angka stunting ini turun 2 digit dibanding SSGI tahun 2021 yang berada pada angka 16,8 persen. 
 
Dari enam daerah tingkat dua, prevalensi stunting tertinggi berada di Kepulauan Seribu dengan prevalensi 20,5 persen. Kota Jakarta Utara menduduki prevalensi stunting tertinggi kedua, yakni 18,5 persen.
 
Sosialisasi ini, diisi berbagai rangkaian kegiatan, meliputi Pelayanan KB, pemberian bantuan bagi keluarga berisiko stunting, pemeriksaan rongga mulut dan gigi, pemberian bantuan bahan kebutuhan pokok bagi warga yang tinggal di kawasan Keluarahan Kalibaru, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan kehamilan, Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dari Korps Brimob Polri.
 
 
Dua publik figur, yang menjadi mitra Korps Brimob dikukuhkan menjadi Bunda Asuh Anak Stunting yakni Paula Verhoeven dan Asri Welas.***
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat