unescoworldheritagesites.com

Pencatatan Kependudukan Dinilai Belum Memiliki Standar Nasional - News

FGD tentang administasi kependudukan yang dilakukan IKI bersama UNS dj Solo (Endang Kusumastuti)

Pencatatan kependudukan di Indonesia belum memiliki standar yang sama di masing-masing daerah. Sehingga masih banyak warga yang kesulitan untuk mencatatkan kependudukannya.

"Masih banyak warga yang kesulitan, itu yang salah satunya kita riset.  Saya ingin ada SOP ( Standar Operational  Procedur) nasional, sehingga dimanapun orang memgurus kependudukan akan sama,"  jelas 

Ketua Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) Saifullah Ma’shum, di sela-sela acara FGD (Forum Group Diskusi) Administrasi Kependudukan hasil penelitian Prodi Demografi dan Pencatatan Sipil UNS, di UNS Inn Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (31/1/2024).

Baca Juga: Bank DKI Partisipasi Program Pemberian Gizi Cukup untuk Penanganan Stunting di Wilayah DKI Jakarta

Saifullah mencontohkan pengurusan kependudukan di Tangerang Selatan (Tangsel) yang memiliki inovasi luar biasa. Di sana penduduk dari luar daerah yang ingin pindah ke Tangsel cukup  KTP asli, setelah itu Discapil akan menghubungi daerah asal. 

"Tapi ada lain daerah orang tersebut harus datang, harus ada stempel, cap basah, tanda tangan, kalau lokasinya jauh kan merepotkan. Jadi standarnya belum rapi, kami ingin negara hadir SOP mekanismenya seperti apa," jelasnya lagi.

Untuk itu, Yayasan IKI menggandeng  Program Studi Demografi dan Pencatatan Sipil Sekolah Vokasi UNS Solo untuk melakukan  penelitian riset soal bagaimana  pelayanan publik yang dilakukan Dukcapil daerah, interaksi koordinasi antar bagian administrasi yang terkait pengurusan dokumen. 

Baca Juga: Kemenko Perekonomian Raih Opini WTP BPK 15 Kali Berturut-Turut, Menko Airlangga Harap Tahun Anggaran 2023 Juga Positif

"Topik lain terkait biaya itsbat nikah yang mahal terutama bagi orang muslim kalau nonmuslim cukup mencatatkan di Dukcapil gratis," katanya.

Serta standar pelayanan panti asuhan yang memiliki anak asuh yang berbeda beda. Banyak diantara mereka yang tidak memiliki dokumen.

Sementara itu, Ketua Yayasan Panti Asuhan Karunia Putra Putri, Sumartono Hadinoto mengatakan pentingnya pencatatan kependudukan untuk anak-anak panti asuhan.

Baca Juga: Humas Setda Dukung Sinergi dengan Team Work Medcen Humas Kota Bekasi

"Kemarin penggarapan KK di panti asuhan kita rasakan manfaatnya begitu juga di Griya Lansia dan Griya PMI Peduli, kalau kita tidak punya identitas kependudukan tidak bisa memgurus KIS (Kartu Indonesia Sehat), biaya medis jadi besar," kata Sumartono.

Begitu juga untuk anak-anak di panti asuhan, jika mereka  tidak memiliki identitas kependudukan maka akan kesulitan mendapatkan KIP (Kartu Indonesia Pintar).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat