unescoworldheritagesites.com

Tak Lagi Impor Beras, Jokowi Tegaskan Indonesia Ingin Ekspor Pangan - News

Presiden Jokowi menerima penghargaan IRRI dari Dirjen IRRI Jean Balie di Istana Negara, Jakarta ,   (Tangkapan layar YouTube )

: Pemerintah Indonesia terus mendorong untuk tidak hanya memproduksi pangan yang bisa dikonsumsi rakyat sendiri, tetapi nanti apabila produksinya meningkat juga harus mulai masuk ke pasar-pasar ekspor.

Hal itu ditegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Penyerahan Penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) kepada Pemerintah RI, di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022).

Presiden Jokowi menerima Penghargaan dari IRRI yang diserahkan langsung oleh Dirjen IRRI Jean Balie, disaksikan Kepala Perwakilan FAO (Food and Agriculture Organization) untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal.

Baca Juga: Kasus Kematian Brigadir J, Sejumlah Perwira Menengah Polda Metro Jaya Kena Getah Ditahannya Irjen Ferdy Sambo

Hadir dalam kesempatan itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sejumlah perwakilan pemerintah daerah, perwakilan rektor, serta perwakilan petani dari seluruh asosiasi pertanian di Tanah Air. 

"Inilah yang menyebabkan kenapa pada hari ini diberikan kepada kita sebuah sertifikat bahwa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah swasembada pangan," ungkap Presiden.

Secara khusus Presiden mengapresiasi kerja keras para pelaku riil yang bekerja di sawah, para petani Indonesia, para bupati, para gubernur, dan Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan riset-riset dari universitas-universitas, perguruan tinggi Indonesia.

Baca Juga: Tersangka Korupsi Rp78 Triliun Surya Darmadi, Kata Pengacaranya, Bakal Kembali ke Indonesia Hari Senin

"Ini adalah kerja yang terintegrasi, kerja bersama-sama, kerja gotong-royong, bukan hanya milik kementerian saja,” ujar Presiden Jokowi usai menerima penghargaan IRRI tersebut dalam tayangan video di YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut Presiden, di tengah ancaman krisis pangan tingkat global, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi, menjamin ketercukupan pangan dalam negeri, dan sekaligus memberikan kontribusi bagi kecukupan pangan dunia.

Antara lain dengan melakukan diversifikasi pangan untuk tidak hanya tergantung pada beras, tetapi juga memulai untuk jenis-jenis bahan pangan lainnya. Contohnya tanaman sorgum yang mulai dibudidayakan di Waingapu, NTT.

Baca Juga: BTN Gelar KPR BTN Merdeka dalam IPEX 2022

Kemudian, gerakan menanam jagung juga dilakukan secara besar-besaran di beberapa provinsi. Hasilnya, kalau dulu, tujuh tahun lalu Indonesia harus impor 3,5 juta ton jagung, sekarang hanya impor kira-kira 800 ribu ton.

"Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali. Dan, kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana, insya Allah kita sudah tidak impor jagung lagi dalam dua-tiga tahun mendatang, seperti beras yang sudah tiga tahun kita tidak impor," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat