unescoworldheritagesites.com

Nilai Tambah Wilayah Selatan Yogya - News

Ahmad Febriyanto, Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ist)

Oleh: Ahmad Febriyanto 

: Daerah selatan Jogja tampaknya menyiratkan beragam potensi pariwisata dan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa hingga tahun 2022 jumlah objek wisata Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 121 dan dominasi utama objek wisata disumbang oleh daerah selatan, seperti Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul. Sehingga dapat dikatakan bahwa kontributor utama pariwisata Yogyakarta adalah daerah selatan.

Hingga Desember 2022, Dinas Pariwisata Yogyakarta telah mencatat bahwa total kunjungan wisatawan ke daerah wisata mencapai 19 juta wisatawan. Data tersebut meningkat drastis dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya mencapai 7 juta wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan juga sebanding dengan peningkatan perekonomian Yogyakarta. Sebagai critical engine perekonomian Yogyakarta, sektor pariwisata telah menunjukkan peran sebagai penyokong utama bagi perekonomian Yogyakarta. Sehingga, hal ini akan menjadi potensi yang perlu dikerjakan oleh pemerintah, dengan harapan memberikan multiplier effect. 

Secara umum, multiplier effect akan terjadi jika kemudian jika daerah wisata tidak hanya menawarkan objek wisata secara visual. Melainkan juga dibalut dengan beragam kegiatan yang dapat menambah nilai jual daerah wisata tersebut. Balutan tersebut dapat berupa event dan meningkatkan akomodasi bagi wisatawan. Mengadakan event dengan menggunakan ekonomi basis cerita atau storynomic tampaknya menjadi nilai jual tersendiri bagi daerah selatan Yogyakarta.

Mengingat, bahwa daerah selatan akan akan sangat erat dengan kultur masyarakat dan kekuatan budaya yang dimiliki, maka hal tersebut dapat menjadi add value atau nilai tambah dalam menjual daerah wisata tersebut. Langkah berikutnya dapat berfokus pada akomodasi wisatawan. Langkah ini juga merupakan strategi penambahan nilai bagi suatu objek wisata. Sebab kemudahan aksesibilitas dan akomodasi akan menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk merekomendasikan objek wisata tersebut atau kembali berwisata ke tempat tersebut.

Dalam mewujudkan multiplier effect daerah selatan Yogyakarta, pemerintah provinsi DIY melalui Panca Mulia mendorong peningkatan pembangunan dan ekonomi pada daerah selatan. Sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di DIY, harapannya fokus pembangunan panca mulia akan dapat menekan angka kemiskinan tersebut. Sehingga menjadi relevan jika kemudian meningkatkan potensi daerah selatan Yogya dengan melibatkan melibatkan masyarakat.

Sebab, secara umum daerah wisata akan menjadi salah satu lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, termasuk pelaku UMKM yang sangat bergantung pada daerah objek wisata tersebut. Sebagaimana kisah Waridah yang bergantung dari hasil laut kawasan pantai selatan untuk menyambung hidupnya.

Melihat kompleksitas tersebut, maka perlu adanya sinergi antar lembaga untuk mendongkrak potensi kawasan selatan Yogyakarta. Peningkatan intensi investasi tidak hanya difokuskan pada objek wisata, melainkan juga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Harapannya peningkatan sumber daya manusia akan meningkatkan kesadaran penduduk untuk memberi balutan pada nilai jual objek wisata tersebut.

Pada akhirnya akan menjadi objek wisata yang memiliki nilai jual lebih mahal. Contoh nyata adalah balutan pentas Ramayana yang disajikan dengan latar belakang Candi Prambanan. Secara umum, menjadi umum jika hanya menjadikan Candi Prambanan sebagai objek wisata, melainkan dengan adanya event seperti pentas Ramayana dan Prambanan Jazz Festival, maka nilai jual Candi Prambanan dapat meningkat. Dengan demikian, multiplier effect akan dirasakan dengan peningkatan perekonomian DIY dan peningkatan kualitas hidup masyarakat pesisir. ***

* Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat