unescoworldheritagesites.com

Evaluasi Transportasi Lebaran 2023 - News

Oleh: Djoko Setijowarno

Secara umum, penyelenggaraan transportasi lebaran 2023 tergolong lancar dan dapat memenuhi harapan masyarakat yang melakukan perjalanan mudik lebaran. Baik perjalanan mudik maupun balik. Dibanding musim Lebaran tahun 2022, terjadi penurunan angka kecelakaan lalu lintas 21 persen dan korban meninggal dunia 39 persen.

Jalan Tol Trans Jawa masih favorit pilihan pemudik. Kendati kapasitas jalan tol tidak akan dapat mengakomodir kebutuhan pemudik yang cukup besar. Alhasil, kemacetan pasti terjadi dan harus ada rekayasa lalu lintas (seperti ganjil genap, _contra flow_ dan _one way_) upaya mengendalikan di jalan tol. Tidak hany di jalan Tol Trans Jawa, namun di jalan arteri juga dilakukan hal yang sama, seperti di sistem satu arah (one way) ruas jalan Padang -Bukittinggi, Sumatera Barat.

Imbauan Presiden yang memungkinkan aparatur sipil negara (ASN), personel TNI/Polri, dan pegawai BUMN untuk menambah cuti atau bekerja dari rumah sehingga bisa menunda kepulangan disampaikan pada 24 April lalu. Hal serupa dianjurkan bagi pegawai swasta sepanjang tidak ada kepentingan mendesak. Masyarakat diminta menghindari puncak arus balik yang diperkirakan berlangsung pada 24-25 April ini (Kompas.id, 26/04/2023). Selain itu adanya penerapan potongan tarif (discount) jalan tol 15-18 April 2023 dan 27-29 April 2023 oleh PT Jasa Marga, turut berpengaruh untuk mengurai pemerataan atau distribusi arus perjalanan mudik dan balik lebaran tahun ini.

Pola mengatur arus balik sudah dimulai tahun lalu, dan tahun ini juga dilakukan, ada distribusi pergerakan hampir merata di rentang waktu arus balik.

Baca Juga: Diimbau Masyarakat Tidak Mudik Pakai Sepeda Motor

Berdasarkan Realisasi Volume Penumpang dan Kendaraan Pulau Jawa – Sumatera Periode Angleb 2023 (1444 H) di Pelabuhan Bakauheni, dan Panjang Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, menyebutkan selama musim mudik 10 hari (12-21 April 2023), jumlah arus mudik penumpang dan kendaraan yang telah menyeberang dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera, sebanyak 848.274 orang dan 195.984 unit kendaraan.

Dari Pelabuhan Penyeberangan Merak (Pulau Jawa) menuju Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni (Pulau Sumatera), jumlah pemudik dari H-10 hingga H-1 untuk penumpang 796.261 orang (ada *peningkatan 5 persen* dibanding tahun 2022 sebesar 760.911 orang). Untuk kendaraan sebanyak 184.955 unit (terjadi *penurunan 2 persen* dibanding tahun 2022 sebesar 180.465 unit).

Kecelakaan menurun
Selama puncak arus mudik, jumlah kecelakaan yang terjadi mencapai 2.557 kasus, dengan korban meninggal mencapai 329 orang. Meski demikian, angka kecelakaan ini *turun 33 persen* dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) di Posko Angkutan Lebaran Terpadu, per 15-23 April atau H-7 hingga H+1 Lebaran, tercatat kecelakaan lalu lintas sebesar 2.557 kejadian. Jumlah ini menurun dari periode yang sama pada tahun 2022, yaitu 3.799 kejadian atau 33 persen. Jumlah korban meninggal juga *turun 61 persen*, yaitu 329 orang dari 873 jiwa. Sementara itu kerugian material ditaksir mencapai Rp 5,5 miliar, *turun 20 persen* dari periode lalu, yaitu Rp 6,99 miliar (Kompas.id, 24/04/2023).

Baca Juga: Menteri Basuki dan Ganjar Tinjau Layanan Mudik: Berikan Layanan yang Baik

Berdasarkan data pemberian santuan dari PT Jasa Raharja, selama Operasi Ketupat H -5 hingga H+4 (18 -27 April 2023), jumlah kecelakaan berdasarkan Laporan Polisi tahun 2023 ada 2.676 kejadian *turun 25,60 persen* dibanding tahun 2022 (3.597 kejadian). Sementara jumlah korban kecelakaan total tahun 2023 sebanyak 5.337 orang ( *turun 24 persen*) dibading tahun 2022 (6.982 orang).

Jumlah korban meninggal dunia terjamin sebanyak 612 orang di tahun 2023 ( penurunan 38 persen*) dibandingkan tahun 2022 sebanyak 993 orang. Jumlah korban luka-luka terjamin tahun 2023 sebesar 4.268 orang (ada penurunan 9 persen) dibadingkan tahun 2022 sebesar 4.704 orang. Kejadian kecelakaan lalu lintas tertinggi di Provinsi Jawa Timur dan terendah di Provinsi Maluku.

Fatalitas dalam kecelakaan lalu lintas bukan sekadar persoalan statistik atau angka-angka. Dampaknya begitu besar dalam kelangsungan hidup keluarga korban. Kematian satu jiwa akibat kecelakaan tetap ironi dan duka mandalam. Bagaimana masa depan istri dan anak-anak yang ditinggal tulang punggung keluarga karena tewas akibat kecelakaan? Selain itu, korban yang terluka berpotensi mengalami penurunan daya atau kemampuan fisik yang dapat membatasi perkembangan dan aktivitas hidupnya.

Maka dari itu, perlu dirumuskan strategi besar agar kecelakaan lalu lintas tidak selalu berulang. Jika tanpa upaya strategi pencegahan, masa mudik dan balik lebaran akan terus berhias tragedi kematian masyarakat. Di sinilah pentingnya membangun kesadaran bermobilitas yang mengutamakan keselamatan dan keamanan. Lebaran merupakan momen berkumpul bersama, merayakan kehidupan bukan kematian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat