unescoworldheritagesites.com

Pariwisata Digital - News

Ahmad Febriyanto (Ist)

Oleh Ahmad Febriyanto 

: Pandemi covid-19 yang terjadi selama kurang lebih 2 tahun pada dasarnya tidak hanya meninggalkan jejak negatif melainkan jika dilihat lebih lanjut pandemi tersebut dapat membentuk kebiasaan baru bagi masyarakat. Kebiasaan baru bagi masyarakat ini tidak hanya pada bidang kesehatan melainkan juga dalam penggunaan digital.

Sebab dengan adanya pandemi banyak masyarakat yang mau tidak mau harus terbiasa dengan digital. Bahkan hingga memunculkan istilah generasi rebahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa digital ke depan akan semakin berkembang.

Pada contoh sederhana adalah pada saat ini sudah banyak beredar kuota unlimited dan biaya internet yang murah, sehingga kemudian dimungkinkan bahwa digital akan semakin meluas. Dari digital tersebut kemudian banyak yang dapat dimanfaatkan. Aspek utama yang dijanjikan digital adalah efektivitas dan efisiensi. Atau secara mudahnya adalah pekerjaan dapat dikerjakan dengan praktis namun memperoleh hasil yang maksimal. Pada keadaan riil saat ini kemunculan fintech juga menjadi salah satu bukti tersendiri bahwa masyarakat Indonesia khususnya sudah banyak menggunakan transaksi digital.

Hal tersebut adalah sebuah potensi tersendiri. Sehingga kemudian transformasi digital pada segala bidang juga menjadi keniscayaan. Dalam hal pariwisata sendiri hal tersebut juga akan jadi kemasan yang menarik guna ‘menjual’ pariwisata Indonesia. Menjual dalam konteks ini adalah promosi yang dapat dilakukan lebih luas, baik melalui sosial media atau platform digital yang lain. Adanya penggabungan antara digital dengan pariwisata sehingga menghasilkan digital pariwisata.

Potensi menjual pariwisata melalui digital sendiri sudah dapat dibuktikan bahkan sebelum adanya pandemi. Pada 2019 sendiri dinilai menjadi tahun dengan perjalanan pariwisata tertinggi dengan besar 722 juta perjalanan pariwisata. Peningkatan tersebut disebabkan antara lain adalah berhasilnya promosi yang dilakukan melalui digital atau aplikasi seperti Tik Tok serta Instagram.

Pada fakta yang lain saat ini Kemenparekraf sudah mulai meluncurkan platform metaverse pariwisata dengan tajuk wondeverse. Nantinya wisatawan dapat menikmati wisata Indonesia, hewan khas Indonesia, dan game atau permainan khas Indonesia melalui internet dengan basis 3D dan dapat diakses dimana saja. Sehingga kemudian diharapkan membuat wisatawan semakin tertarik untuk berkunjung langsung ke Indonesia

Keindahan alam Indonesia dan beberapa wisata Indonesia lain yang sangat memukau mata internasional pada dasarnya merupakan sebuah aset tersendiri yang kemudian harus dapat dikemas dengan baik agar memiliki daya jual yang lebih tinggi. Kemudahan digital sendiri akan dapat menjadi salah satu kemasan menarik yang dapat mendukung keindahan pariwisata Indonesia.

Digital pariwisata kemudian tidak hanya berfokus pada promosi suatu destinasi melainkan juga memberi informasi terkait penginapan terdekat, akses pariwisata, makanan khas daerah tersebut dan beberapa informasi lain yang dapat menunjang kenyamanan turis. Sebab kemudian hal tersebut dapat dikategorikan dalam prinsip pariwisata 3A yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Sehingga kemudian dapat menunjang kebangkitan pariwisata dan ekonomi Indonesia.

Jika berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri pada Mei 2022 jumlah wisatawan mancanegara saja sudah mencapai 212.332 dan terhitung meningkat dari beberapa bulan sebelumnya. Data ini menunjukan bahwa Indonesia masih memiliki nilai jual yang tinggi dalam bidang pariwisata sehingga dengan kemasan digital diharapkan dapat memulihkan pariwisata lebih cepat. ***

* Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat