unescoworldheritagesites.com

Digitalisasi Pertambangan - News

Ahmad Febriyanto (Ist)

Oleh  Ahmad Febriyanto

: Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke PT Freeport Indonesia tambang Grasberg pada Kamis (1/09/2022). Dalam kunjungan ini sejumlah orang melihat bahwa terdapat nilai historis tersendiri bahwa presiden Jokowi adalah presiden kedua yang melakukan kunjungan langsung ke Freeport setelah presiden Soeharto pada tahun 1973. Jika diketahui Freeport sendiri merupakan salah satu industri tambang emas yang terletak di Papua.

Bukan tanpa alasan kunjungan Presiden Jokowi ke Freeport sebab dalam kunjungan tersebut presiden bertujuan untuk meresmikan teknologi 5G underground smart mining. Teknologi tersebut merupakan salah satu bentuk hasil kerja sama antara PT Telkomsel dengan PT Freeport Indonesia. Teknologi ini merupakan salah satu konsep pertambangan yang mengadopsi teknologi sehingga dimungkinkan untuk dapat melakukan pengendalian jarak jauh. Teknologi ini juga digadang-gadang menjadi teknologi 5G underground smart mining pertama di kawasan Asia Tenggara.

Penggunaan 5G sendiri dalam teknologi ini dipertimbangkan bahwa 5G dapat menjangkau daerah yang sangat sulit dijangkau atau daerah terpencil. Dalam aspek lain 5G sendiri dapat mempermudah operasional pekerjaan pertambangan terutama pada daerah-daerah yang sulit. Berdasar pada catatan yang ada PT Telkomsel sendiri pada saat ini sudah mengembangankan layanan hyper 5G pada 39 kota/kabupaten di Indonesia. Sebelumnya juga PT Telkomsel juga sudah pernah menggandeng Schneider Electric untuk melakukan implementasi 5G Smart Manufaktur dan PT Jababeka Infrastruktur untuk penerapan Smart Industry pada wilayah Jawa Barat. Implementasi dan penerapan teknologi 5G pada sejumlah industri tersebut menunjukkan bahwa Telkomsel sebagai perusahaan jaringan di Indonesia mulai melakukan pengembangan untuk mengajak beberapa industri yang ada guna bertransformasi dengan memanfaatkan kemajuan digital yang ada. Hal tersebut kemudian akan menjadi semakin menarik jika dapat dikembangan pada industri-industri strategis nasional guna dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

 Transformasi

Jika berbicara adopsi digital atau teknologi tentu ada dua kata yang selalu erat berdampingan yaitu efisiensi dan efektivitas. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa keadaan digital saat ini sangat memudahkan segala pekerjaan manusia. Dalam contoh sederhana kegiatan transaksi jual beli yang sebelumnya hanya dapat dilakukan dengan face to face contact dengan hadirnya teknologi tidak perlu lagi adanya pertemuan antara penjual dan pembeli, sehingga semakin memudahkan transaksi antar kota antar provinsi bahkan antar negara. Penggunaan teknologi sendiri menjadi penting jika melihat dinamika perkembangan teknologi yang kian pesat. Seperti dengan contoh bahwa kemudahan teknologi dapat lebih memudahkan kinerja manusia dalam segala aspek. Hal tersebut juga sesuai dengan konsep awal adanya revolusi industri 4.0 yaitu membentuk sebuah industri yang dapat melakukan penggabungan antara teknologi otomatis dengan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Sedangkan menurut Angela Merkel (2013), bahwa revolusi industri sendiri merupakan bentuk transformasi yang menyelimuti keseluruhan aspek produksi suatu industri dengan teknologi digital dan internet dalam industri konvensional.

Sehingga kemudian adanya teknologi 5G underground smart mining sendiri harus disegerakan sebab jika melihat dari manfaat teknologi yang ada maka kemudian pekerjaan operasional pertambangan akan menjadi semakin mudah dan efisien. Menteri BUMN juga menyoroti bahwa dengan penggunaan 5G sendiri akan meningkatkan produktivitas 25% dan menurunkan biaya operasional pengeboran 40% serta menghemat energi 20%. Penggunaan teknologi 5G sendiri dinilai akan dapat meminimalisir risiko kecelakan kerja pada pertambangan sebab dalam teknologi ini pengoptimalan terletak pada penggunaan kamera. Dalam Smart mining ini juga dikembangkan platform mobile edge computing yang dapat membantu pengendalian mesin atau kendaraan tambang dari jarak jauh. Penggunaan teknologi digital pada pertambangan sendiri juga sudah diterapkan pada beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Swedia, Rusia, dan Tiongkok. Sehingga kemudian menjadi tepat jika Indonesia mampu membaca potensi digital yang ada yang kemudian dapat dikembangankan pada sektor industri di Indonesia seperti pertambangan guna dapat memudahkan pekerjaan dan mendapat hasil yang semaksimal mungkin.

Pengembangan

Penggunaan digital dalam aspek pertambangan sendiri tentu dapat dinilai belum terlalu terlambat sebab saat ini transformasi digital sudah menjadi keharusan. Seperti diketahui pada 2018 pemerintah melakukan akuisisi sebanyak 51% saham Freeport dengan biaya US$ 3,85 miliar atau Rp 55,8 triliun. Langkah tersebut semakin menunjukkan bahwa PT Freeport sendiri memiliki nilai penting tersendiri bagi bangsa Indonesia. Dalam hal tersebut jika dilihat letak PT Freeport yang berada pada daerah Papua tentu akan menjadi sebuah harapan besar. Sebab kemudian dengan adanya PT Freeport diharapkan banyak anak Indonesia yang berasal dari Papua dapat bekerja dibidang pertambangan emas. Sehingga kemudian menjadi persoalan besar jika Papua hanya dijadikan sebagai tempat eksplorasi saja tanpa ada bekas yang ditinggalkan. Lantas setidaknya dengan merekrut SDM yang berasal dari Papua selain membuka lapangan pekerjaan juga akan meningkatkan Dalam hal ini pembinaan lingkungan juga perlu diperhatikan sehingga kemudian tidak akan ada lagi muncul gerakan-gerakan separatis yang berusaha untuk memisahkan diri dari pemerintah Indonesia.

Penggunaan teknologi 5G sendiri dirasa sangat memudahkan dan sangat mendukung adanya efisiensi serta efektivitas. Namun putra putri bangsa yang tinggal di tanah mereka Papua juga patut untuk diperhatikan dan dibimbing agar mereka dapat menggunakan teknologi. Kunjungan presiden ke Papua juga menunjukkan bahwa Papua merupakan wilayah Indonesia yang diperhatikan bukan hanya dalam aspek infrastruktur jalan raya melainkan juga pengembangan SDM yang ada. CEO Freeport juga menyampaikan bahwa sebanyak 30.000 orang atau sekitar 98% karyawan Freeport merupakan warga Indonesia. Pengembangan SDM dengan memanfaatkan lapangan kerja yang tersedia akan menjadi wadah untuk belajar dan bereksplorasi sehingga kemudian warga Indonesia tidak hanya dapat menjadi karyawan melainkan harus dapat menduduki jabatan-jabatan strategis yang ada, sehingga mampu menjadi tuan di rumah sendiri. Transformasi digital yang ada memang sudah sepantasnya dilakukan melainkan transformasi tersebut tidak hanya berfokus pada pengembangan infrastruktur digital melainkan juga mengembangan SDM agar dapat memanfaatkan porensi dengan menggunakan digital. ***

* Ahmad Febriyanto – Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat