unescoworldheritagesites.com

Perang Bikin Ruwet, M16 Desak Rusia – Ukraina Berdamai di Lombok - News

Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto (kanan) dan Sekretris L  Athari Fathullah (kiri). (Suara Karya/Ist)

 

: Sudah lebih dari dua tahun lamanya Rusia dan Ukraina terlibat perang pasca Presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022.


Kremlin mengklaim pertempuran tersebut merupakan Operasi Militer Khusus ke negara tetangganya yang dipimpin Volodymyr Zelenskyy tersebut. Ini merupakan pertempuran paling berdarah Rusia dan Ukraina pasca aneksasi Krimea pada 2014 silam.


Tidak dapat diperkirakan secara akurat jumlah korban tewas selama lebih dari dua tahun bertempur. Terdapat banyak klaim berbeda soal korban jiwa. Ukraina menyebut sebanyak 31 ribu tentara mereka tewas dalam perang. Ini mematahkan tudingan Putin yang sebelumnya menyebut tentara Ukraina luka atau tewas berkisar 150 hingga 300 ribu jiwa dan belum termasuk warga sipil.

 

Baca Juga: Respon Rusia atas Bantuan Baru Militer AS untuk Ukraina, Israel dan Taiwan: Perburuk Krisis Global, Sikap Zelenskyy dan Trump?


Di sisi yang berbeda, tentara Rusia tewas di Ukraina diklaim mencapai 45,123 orang. Meskipun demikian terdapat perbedaan klaim korban tewas.

 

Baca Juga: Bantuan Puluhan Miliar Dolar AS untuk Ukraina, Israel dan Indo Pasifik Lancar Jaya, Krisis Kawasan Terus Menghantui


Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan membangkitkan rasa ngeri terhadap perang.

 

Baca Juga: AS Umumkan Paket Bantuan Senjata Baru untuk Ukraina, Kiev Tolak Berdamai dan Negosiasi dengan Rusia?


Lembaga Kajian Sosial - Politik Mi6 menilai pertempuran tersebut sangat berisiko dengan eskalasi perang yang lebih meluas lagi menjadi Perang Dunia ketiga.


“Ini akan memicu eskalasi pada perang dunia ketiga. Tentu saja tidak hanya merugikan kedua belah pihak (Rusia – Ukraina), tetapi banyak negara termasuk Indonesia,” ujar Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, Selasa, 7 Mei 2024.


Pria yang akrab disapa Didu itu meminta kedua belah pihak menahan diri. Putin dan Zelensky disarankan untuk berkepala dingin dan berlapang hati untuk terus memperbanyak negosiasi damai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat