unescoworldheritagesites.com

Dirjen Zudan: Dukcapil Jangan Mandek, Kembangkan Inovasi, Kolaborasi Pemerintahan dan Partisipasi Rakyat - News

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh (ketiga kiri) saat kunker di Bali menekankan pentingnya kolaborasi antartingkat pemerintahan untuk meningkatkan kualitas layanan administrasi kependudukan (AG Sofyan)

: Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh selalu menekankan pentingnya kolaborasi antartingkat pemerintahan untuk meningkatkan kualitas layanan administrasi kependudukan.
 
Dirjen Zudan meminta jajaran Dukcapil jangan sampai mandek, terus mengembangkan inovasi dan kolaborasi dengan pemerintahan. 
 
Tak kalah penting adalah komitmen membangun peran serta masyarakat. 
 
 
"Untuk membangun peran serta masyarakat perlu sosialiasi terus menerus. Alat sosialiasi yang paling baik itu harus punya produk yang baik. Bukan kata-kata, tetapi produk atau inovasi pelayanan yang unggul," ujar Dirjen Zudan saat mengunjungi pelayanan adminduk di desa percontohan Perbekel Pecatu, Jl. Raya Uluwatu Pecatu, Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
 
Dalam kunjungan kerjanya Dirjen Dukcapil didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unit Ditjen Dukcapil Ninuk Triyanti Zudan beserta jajaran pengurus DWP Dukcapil pusat. 
 
Hadir pula Direktur Pendaftaran Penduduk David Yama, Kadis Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMD-Dukcapil) Provinsi Bali Putu Anom Agustina, Kadis Dukcapil Badung A.A. Ngurah Arimbawa, dan Perbekel (Kades) Pecatu I Made Karyana Yadnya.     
 
 
Dirjen Zudan mengungkapkan output Disdukcapil adalah 24 jenis dokumen kependudukan, bisa dikerjakan di kecamatan, hingga ke desa maupun kelurahan. 
 
Di Disdukcapil Kabupaten Badung , Dirjen Zudan mengapresiasi inovasi Telunjuk Sakti Desa. Yakni berupa Kios Adminduk Daring yang dibangun oleh Disdukcapil Badung hingga di kantor desa maupun kelurahan. 
 
Ini merupakan inovasi untuk mempermudah dan mendekatkan pelayanan kependudukan kepada masyarakat serta membantu masyarakat dalam mengakses pelayanan online. 
 
 
"Contoh bagus ini agar terus diperbaiki, bagian yang kurang disempurnakan. Masih kurang sempurna, ya disempurnakan lagi," tegasnya.
 
Percis seperti yang dilakukan Ditjen Dukcapil yang terus mengembangkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). 
 
"Pertama kali saya masuk tahun 2015 itu masih SIAK versi 3, sekarang SIAK versi 8. Kita perbaiki terus menerus. Jangan merasa ini sudah paling baik. Ketika di satu titik kita berhenti, inilah awal bencana. Kita berhenti sedangkan yang lain bergerak maju terus," ucap Zudan mengingatkan.
 
 
Dirjen Zudan selalu mengungkapkan best practice atau contoh terbaik transformasi tanpa henti di industri telkom
 
"Tidak ada yang berani mengklaim bahwa produk hari ini yang terbaik. Mulai dari telepon rumah. Kemudian berkembang pager untuk mengirimkan pesan teks. Selanjutnya berdiri wartel, dan terus berkembang tidak hanya mengirimkan voice tetapi juga mengirimkan data berupa teks dan gambar di warnet," tuturnya.
 
Sekarang produk itu, ungkap Zudan, semuanya sudah hilang, karena tidak dikembangkan lagi. Sebab, bila terus dikembangkan cost-nya lebih mahal. Telkom tidak berhenti untuk mengembangan yang lebih baik lagi. 
 
 
Teknologi mobile phone terus berkembang dari generasi 2G hingga sekarang 5G. Sistemnya pun terus berkembang dari teknologi Symbian ke Android dan sekarang IoS.
 
"Bayangkan kalau Dukcapil tetap bertahan dengan SIAK versi 3, yang dokumennya masih harus dicetak di kertas security, tanda tangan basah dan cap. Di KTP belum ada kolom golongan darah. Maka Dukcapil terus mengembangan SIAK," bebernya.
 
Tak Boleh Lelah
 
Dirjen Zudan juga menitipkan pesan gamblang bahwa aparatur pemerintahan tidak boleh mengatakan inovasi hari ini yang terbaik, setelah itu selonjoran dan kipas-kipas. 
 
 
"Lakukan perbaikan terus menerus. Karena anda adalah aparat negara yang dipercaya masyarakat dan ditunggu pelayanan terbaik," tandas Zudan yang juga Ketua Dewan Pengurus Nasional Korpri ini.
 
Sama seperti KTP digital atau IKD, menurut Zudan, adalah yang terbaik saat ini, di zaman ini. 
 
"Ke depan mungkin 10 tahun lagi, data kependudukan tidak di ponsel lagi. Bisa di frame kacamata, atau di jam tangan. Suatu ketika nanti dokumen kependudukan kita ada di chip yang ditanamkan di tangan kita." 
 
 
"Itu adalah perkembangan teknologi yang tidak bisa kita halau. Maka birokrasi tidak boleh berhenti di satu titik, melainkan harus berkembang maju terus menerus," ucap Dirjen paling senior pengabdiannya di Ditjen Dukcapil Kemendagri ini. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat