unescoworldheritagesites.com

Milenial Pegang Peran Krusial Dalam Sebarkan Kebenaran dan Cegah Penyebaran Hosks yang Berdampak Negatif - News

Kementerian Kominfo bersama DPR RI menggelar seminar yakni Seminar Online  bertema: “Eksistensi Milenial Dalam Menangkal Hoaks” (istimewa )

: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menggelar seminar yakni Seminar Merajut Nusantara dengan mengusung tema: “Eksistensi Milenial Dalam Menangkal Hoaks”. Terdapat tiga narasumber yakni Ir. Rudianto Tjen (Anggota F-PDIP DPR RI), Dr. Geofakta, M.I.Kom (CEO Kaum Design) serta Imam Ghozali S.Psi., M.Si ( Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kepulauan Bangka Belitung).

Seminar yang diselenggarakan Rabu, (26/72023) melalui platform zoom meeting. Tujuannya mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Bakti Kominfo, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.

Baca Juga: DPR : Penyebaran Berita Palsu dan Informasi Tidak Valid Berpotensi Memecah Belah Masyarakat

Mengawali materinya Rudianto Tjen mengatakan kaum milenial sebagai generasi yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, telah menjadi kekuatan penting dalam menangkal penyebaran hoaks di era digital ini. Dengan kemampuan teknologi dan akses informasi yang luas, milenial memegang peran krusial dalam menyebarkan kebenaran dan mencegah penyebaran berita palsu yang berdampak negatif pada masyarakat.

Generasi milenial cenderung memiliki pola pikir yang lebih kritis dalam menerima informasi. Mereka tidak serta merta percaya pada berita yang hanya didasarkan pada satu sumber, tetapi akan mencari sumber lain untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut. Sikap skeptis ini membantu mereka untuk tidak mudah terperdaya oleh hoaks yang seringkali menyebar dengan cepat di platform media sosial.

Generasi milenial merupakan generasi yang tumbuh bersama teknologi digital. Mereka cenderung lebih terampil dalam menggunakan media sosial, situs berita, dan platform komunikasi online lainnya.

Baca Juga: Menjadi Insan Otentik Ditengah Gempuran Media Digital, Pakar: Waspada Medsos Bagaikan Pisau Bermata Dua

Milenial sering kali menjadi inisiator gerakan positif untuk mengatasi hoaks. Mereka menggunakan keahlian dalam media sosial untuk menyebarkan informasi yang diverifikasi secara akurat dan menyediakan sumber yang dapat dipercaya.

"Dengan demikian, milenial membantu membatasi penyebaran hoaks dan berperan sebagai agen perubahan dalam menjaga kebenaran informasi," kata Rudianto.

Selaku CEO Kaum Design Geofakta, menjelaskan peran generasi milenial dalam menangkal hoaks sangat penting dalam menghadapi era informasi digital yang seringkali membingungkan dan menyesatkan.

Sebagai generasi yang tumbuh dan hidup di tengah kemajuan teknologi, milenial memiliki keunggulan dalam literasi digital dan kemampuan untuk memahami dinamika media sosial. Mereka aktif dalam menyebarkan informasi yang diverifikasi dan memerangi penyebaran hoaks dengan memberikan edukasi kepada orang lain tentang cara mengenali berita palsu.

Selain itu, milenial juga terampil dalam menggunakan alat-alat digital untuk menyelidiki kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, mendorong masyarakat untuk menjadi lebih kritis dalam menyikapi berita dan konten yang beredar di dunia maya. Generasi milenial juga berperan sebagai agen perubahan dalam memerangi hoaks melalui kampanye literasi digital dan kesadaran informasi.

Mereka berkolaborasi dengan organisasi dan lembaga terkait untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam menangkal penyebaran hoaks dan membatasi dampak negatifnya. Melalui inisiatif online dan offline, milenial bekerja keras untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang bahaya hoaks, mengingatkan masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, dan menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam dunia digital.

Literasi digital membekali mereka dengan keterampilan untuk mengenali dan memahami informasi yang benar, membedakan hoaks dari berita yang valid, serta menyadari risiko dan akibat dari tindakan online. Kemampuan ini memungkinkan generasi milenial untuk mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi, melindungi diri dari penipuan, dan berkontribusi dalam membangun lingkungan digital yang lebih aman, beretika, dan bertanggung jawab.

Dengan literasi digital yang kuat, milenial memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan potensi positif teknologi, menjadi pemimpin digital yang bertanggung jawab, dan menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat secara lebih efektif.

Sementara itu Imam Ghozali selaku Ketua KPID Kepulauan Bangka Belitung, menekankan bahwa menangkal informasi hoaks merupakan tugas penting di era digital yang penuh dengan peredaran informasi yang cepat dan luas. Untuk melawan penyebaran hoaks, perlu dilakukan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk individu, organisasi, dan pemerintah. Edukasi dan literasi digital menjadi kunci utama dalam menangkal hoaks. Masyarakat harus didorong untuk menjadi kritis dalam menyikapi informasi yang mereka temui di media sosial dan internet. Program-program pelatihan dan kampanye kesadaran harus diselenggarakan untuk memberikan pemahaman tentang cara mengenali hoaks, memverifikasi informasi, dan menghindari menyebarkan berita palsu.

Selanjutnya, kolaborasi antara platform media sosial, perusahaan teknologi, dan lembaga pemerintah sangat penting untuk menangkal hoaks. Platform media sosial harus aktif dalam memperkuat kebijakan tentang penyebaran konten palsu, dan meningkatkan kerjasama dengan organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk memverifikasi informasi. Pemerintah juga perlu berperan dalam memastikan adanya hukum yang tegas terkait penyebaran hoaks, sekaligus memberikan dukungan untuk inisiatif literasi digital dan kampanye anti-hoaks.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat