unescoworldheritagesites.com

Jubir Kemenperin Febri Hendri: Kepercayaan Industri Makin Meningkat, IKI Februari 2023 pada Fase Ekspansi - News

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif (kedua kanan) bersama Dirjen Industri Agro Putu Juli  Ardika (kedua kiri) menyatakan kepercayaan industri semakin meningkat ditandai dengan IKI Februari 2023 yang berada pada fase ekspansi (AG Sofyan)

: Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif mengungkapkan kepercayaan industri semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2023 yang berada pada fase ekspansi dan telah memenuhi ekspektasi Kemenperin.
 
Febri menegaskan pertumbuhan industri manufaktur nasional meneruskan sinyal positifnya. Tolok ukurnya adalah Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2023 di  fase ekspansi dengan capaian sebesar 52,32, konsisten meningkat sejak November 2022.
 
Ini menandakan ekosistem industri terus siap menghadapi perlambatan ekonomi global.
 
 
IKI di bulan Februari 2023 ini telah menunjukkan kenaikan nilai ekspansi  yang signifikan sebesar 0,78 poin dibandingkan Januari 2023. 
 
"Peningkatan nilai IKI ditopang oleh peningkatan jumlah subsektor yang mengalami ekspansi. Terdapat 16 subsektor industri yang mengalami ekpansi dengan share 87,7% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas," ujar Febri kepada wartawan saat memaparkan rilis IKI Februari 2023 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
 
Dia menyebutkan dari 16 subsektor tersebut, empat subsektor diantaranya mengalami perubahan fase dari kontraksi ke ekspansi. 
 
 
Keempat subsektor tersebut adalah Pencetakan dan Reproduksi Rekaman, Karet, Barang dari Karet dan Plastik, Barang Galian Bukan Logam, dan Komputer, Barang Elektronik dan Optik.
 
“Angka IKI yang konsisten meningkat dalam empat bulan terakhir menandakan bahwa prospek pertumbuhan industri pengolahan dalam negeri di tahun 2023 terus terjaga, meski perlambatan pertumbuhan perekonomian global diprediksi masih akan berlanjut pada 2023,” jelasnya.
 
Febri membeberkan IKI dibentuk oleh tiga variable, yaitu pesanan baru, produksi dan persediaan produk. Peningkatan nilai IKI bulan Februari 2023 terjadi pada seluruh variabel pembentuk IKI dan utamanya masih didominasi oleh pesanan domestik. 
 
 
Variabel pesanan baru meningkat dari 51,14 menjadi 52,81, variabel produksi meningkat dari 50,35 menjadi 51,37, dan variabel persediaan 0roduk menurun dari 54,34 pada Januari 2023 menjadi 52,51 pada Februari 2023. 
 
Penurunan persediaan menandakan produk-produk manufaktur hasil produksi sudah didistribusikan ke pasar.
 
“Selain itu, pada Februari 2023 terdapat 47,1% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya stabil dan sebanyak 29,0% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya mengalami peningkatan,” ujar Febri.
 
 
IKI juga menggambarkan optimisme berusaha para pelaku usaha dalam enam bulan ke depan (Maret-Agustus 2023). 
 
Febri menjelaskan, sebanyak 89,2% pelaku usaha menyatakan optimis dan stabil terhadap kondisi usaha industri selama enam bulan ke depan. Angka ini konsisten meningkat dari sejak November 2022. 
 
Optimisme pelaku usaha bahwa kondisi pasar akan membaik didukung oleh kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik, meski perekonomian global pada 2023 diperkirakan mengalami perlambatan. 
 
 
Seiring meningkatnya optimisme pelaku usaha, persentase pesimisme pelaku usaha mengalami penurunan dari 13,60% pada Januari 2023 menjadi 10,81% pada Februari 2023.
 
Industri Alami Kontraksi dan Ekspansi
 
Jika dilihat secara subsektornya, Febri menjelaskan hampir seluruh subsektor binaan Industri Agro mengalami ekspansi, kecuali industri kayu dan industri furnitur. Bahkan, Industri makanan dan minuman mengalami kenaikan yang signifikan. 
 
Pernyataan Jubir Kemenperin ini juga diamini langsing oleh empunya Direktorat Industri Agro. 
 
 
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menuturkanSm bahwa salah satu faktor pendukung kenaikan IKI pada sektor Industri Agro adalah aktivitas ekonomi yang sudah berjalan normal setelah pandemi. 
 
Dirjen Industri Agro menegaskan kinerja industri mamin mulai meningkat dan optimisme pelaku usaha sangat bagus dengan akan datangnya bulan Ramadan. Termasuk industri percetakan yang akan berdampak positif di tahun politik 2024.
Dirjen Industri Agro menegaskan kinerja industri mamin mulai meningkat dan optimisme pelaku usaha sangat bagus dengan akan datangnya bulan Ramadan. Termasuk industri percetakan yang akan berdampak positif di tahun politik 2024. (AG Sofyan)
"Bisa saya ungkapkan kinerja industri makanan dan minuman mulai meningkat, dan optimisme pelaku usaha sangat bagus. Apalagi akan segera menyiapkan bulan Ramadan. Di samping itu, industri mamin juga sudah mulai merasakan pesanan dari pesta demokrasi jelang 2024 selain tentunya industri percetakan yang akan mengalami dampak positifnya,” ujar Dirjen Putu.
 
Putu tidak menepis meskipun industri kayu dan furnitur mengalami kontraksi, tetapi masih mengalami kenaikan nilai IKI. 
 
 
“Sebagian besar adalah produk ekspor dengan didominasi negara tujuan Amerika dan Eropa yang pertumbuhan ekonominya sedang melambat. Berkaitan dengan hal itu, importir masih bersikap wait and see,” ungkapnya.
 
Hal ini sesuai dengan analisis IKI, yang menunjukkan 78% perusahaan menyatakan pesanan barunya menurun karena faktor pesanan luar negeri, dan 37% karena pesanan domestik. 
 
Selain itu juga karena faktor kesulitan bahan baku, khususnya kayu besar dan rotan yang semakin berkurang dan langka juga menjadi kendala pengembangan subsektor industri ini.
 
 
“Dengan kondisi faktual ini, kami mendorong diversifikasi negara tujuan ekspor furnitur, diantaranya ke India, Timur Tengah, China, serta Asean. Dengan peralihan tujuan ekspor, Pemerintah juga mendorong pasar dalam negeri dengan memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri, baik untuk perkantoran maupun sekolah,” papar Putu.         
 
Di sektor lain, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Yan Sibarang menjelaskan kontraksi yang terjadi pada subsektor jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan disebabkan terkait erat dengan belum banyaknya pesanan yang terjadi di awal tahun pada subsektor permesinan.
 
Sementara itu, untuk subsektor industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki yang mengalami kontraksi akibat kondisi stagnasi ekonomi dan inflasi di negara mitra utama ekspor, Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki, Adie Rochmanto Pandiangan menjelaskan pihaknya berupaya melakukan perluasan pasar luar negeri, dengan percepatan pelaksanaan perjanjian IEU-CEPA.
 
 
Selain itu, dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terkait masalah impor ilegal dan peningkatan pengawasan barang impor sampai ke pelabuhan terkecil, penyusunan lartas untuk produk TPT serta mengusulkan penambahan pasal kewajiban pelaku usaha mencantumkan nomor registrasi barang K3L dan NPB atau SNI pada tampilan perdagangan elektroniknya untuk produk TPT dan alas kaki yang dikenakan kewajiban Peraturan Menteri Perdagangan 26/2021. 
 
“Kemenperin juga berupaya melaksanakan kembali Program Restrukturisasi Mesin dan Peralatan tahun 2023, dan pemberian intensif bahan baku industri TPT," ujar Adie.
 
Terkait dengan subsektor pengolahan lainnya yang juga mengalami kontraksi, Direktur Industri Aneka dan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny, menyampaikan bahwa Kemenperin mengupayakan kerjasama pasar ekspor dengan ITPC untuk perluasan pasar ke China, India, Asean, serta melakukan promosi baik di dalam negeri dan luar negeri.
 
 
Menurutnya, industri pengolahan lainnya menghasilkan produk hilir, seperti industri perhiasan, alat musik, mainan, serta rambut dan bulu mata palsu, yang tergantung pada daya beli masyarakat. .
 
Sehingga upaya yang dilakukan Kemenperin adalah dengan mendukung pameran untuk menstimulasi pembelian. Sedangkan untuk industri perhiasan, kondisi saat ini terjadi penurunan daya beli akibat kenaikan harga emas. 
 
“Untuk industri yang mengalami serangan impor yang besar seperti industri mainan, Kemenperin berupaya dengan menggalakkan secara terus-menerus penggunaan SNI wajib,” pungkas Ambar. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat