unescoworldheritagesites.com

Bank Indonesia Jatim Sebut Ekonomi Global 2023 Masih Belum Ideal - News

  Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan BI Jatim (2 dari kiri) saat memaparkan perkembangan ekonomi terkini

: Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa perkembangan ekonomi global tahun 2023 terpantau masih belum ideal dan diperkirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun 2022.

Meski demikian, Bank Indonesia masih optimis, karena ada momentum rebound terkait perekonomian Tiongkok yang kembali dibuka setelah pandemi Covid-19, dan semakin melandainya tekanan inflasi global.

“Meski dihadapkan berbagai tantangan, patut disyukuri tidak sampai terjadi resesi global. Saat ini masih terdapat ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik disertai upaya memitigasi risiko perlambatan ekonomi global,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Jatim, Doddy Zulverdi.

Baca Juga: Ditawari Cawapres dari PAN, Prabowo Segera Konsultasi ke Presiden: Langkah Penting untuk Menguatkan Koalisi

Dia kemudian menyebut berbagai tantangan yang dihadapi, seperti pelemahan transaksi perdagangan internasional sebagai dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina, gangguan rantai pasok dunia, kebijakan proteksionisme di berbagai negara, dan gejolak perbankan global terutama di Amerika Serikat dan Eropa yang mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Di tengah masih tingginya ketidakpastian global, pemulihan ekonomi nasional pada triwulan I 2023 terus berlanjut. Ekonomi Indonesia pada triwulan I 2023 tumbuh 5,03% (yoy), membaik dibandingkan triwulan IV 2022 (5,01%) terutama ditopang oleh perbaikan konsumsi domestik.

Tekanan inflasi IHK nasional juga menunjukkan tren penurunan dari 5,51% (yoy) pada tahun 2022 menjadi 4,97% (yoy) pada triwulan I 2023 serta 4,33% (yoy) pada April 2023 dan 4,00% (yoy) pada Mei 2023.

Baca Juga: Lirik dan chord Gitar Lagu Rela Kau Tinggalkan Aku 'Bagaikan Tertusuk Duri' - Arief Putra

“Kembalinya inflasi domestik pada rentang sasaran inflasi nasional (4,00%, yoy) pada periode Mei 2023, memberikan ruang bagi BI untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Doddy.

Hal tersebut didukung dengan membaiknya beberapa indikator perekonomian domestik seperti menguatnya cadangan devisa, terjaganya surplus neraca perdagangan, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah, serta masih tumbuh positifnya kinerja intermediasi perbankan di Indonesia.

Mempertimbangkan kondisi perekonomian tersebut, maka Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 2425 Mei 2023 memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%.

Baca Juga: Lirik dan chord Gitar Lagu Rela Kau Tinggalkan Aku 'Bagaikan Tertusuk Duri' - Arief Putra

Fokus kebijakan BI, kata Doddy, diantaranya memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dan memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah terutama imported inflation melalui intervensi di pasar valas.

Termasuk melanjutkan twist operation melalui penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder, melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada respons suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan terhadap suku bunga kebijakan, dan melakukan perluasan QRIS, hingga memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat