unescoworldheritagesites.com

Kepala BPSDMI Kemenperin Jamin Mahasiswa Vokasi Industri Kuasai 3 Kompetensi - News

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto.

JAKARTA: Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto menjamin setiap lulusan sekolah vokasi industri di Kemenperin akan menguasai 3 kompetensi, sehingga mereka siap bekerja di sektor industri.

"Ada tiga hal penting yang diajarkan kepada mahasiswa sekolah vokasi industri di Kemenperin. Yakni: pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku sesuai dengan budaya industri," ujar Eko saat mendampingi Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita pada peluncuran Jarvis secara virtual di Jakarta, Kamis (16/4/2020).

Eko menyebutkan Institusi pendidikan vokasi di lingkup Kemenperin berupaya mempersiapkan sumber daya manusia industri yang kompeten dan terampil.

“Mereka akan ditempa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan budaya industri. Dengan adanya tiga hal ini, mereka nantinya tidak akan mengalami kesulitan untuk bekerja di sektor industri,” papar Eko.

Dia menyontohkan, Politeknik STTT Bandung yang memiliki kompetensi tekstil dan produk tekstil, kemudian Akademi Kimia Analis di Bogor yang secara spesifik fokus terhadap kimia analis dan lulusannya diproyeksikan bekerja di sektor industri petrokimia.

Eko menjelaskan, Institusi pendidikan vokasi industri (baik Politeknik maupun Akademi) di lingkungan Kemenperin membuka pendaftaran mahasiswa baru tahun akademi 2020/2021, secara daring melalui progran Jarvis.

Program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (Jarvis) itu akan memberikan kemudahan bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftar karena tidak perlu mendatangi politeknik ataupun akademi komunitas yang dituju.

Berbagai politeknik dan akademi komunitas yang ada di bawah Kemenperin memiliki jenjang pendidikan dari D-I, D-II, D-III, D-IV dan S2.

Namun, untuk tahun ajaran 2020-2021, hanya akan dibuka untuk jenjang D-II, D-III, dan D-IV.

“Sepuluh politeknik dan dua akademi komunitas milik Kemenperin sampai tahun lalu menerima mahasiswa baru secara sendiri-sendiri dan offline sehingga calon mahasiswa dari luar daerah harus effort cukup besar untuk mengakses proses penerimaan mahasiswa di setiap sekolah,” ungkanya.

Eko menyebutkan, dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, menjadi momentum yang baik untuk mengubah sistem penerimaan mahasiswa baru di setiap unit pendidikan Kemenperin sekaligus memberikan peluang untuk setiap warga bangsa untuk mengakses dan mendapatkan peluang kuliah.

“Jarvis merupakan platform sistem informasi akademik yang digunakan oleh Politeknik/Akademi Komunitas di lingkungan Kemenperin, yang pada tahap awal ini digunakan sebagai jalur penerimaan mahasiswa baru secara online,” terangnya.

Eko menyebutkan, nantinya Jarvis dikembangkan lebih dari sekadar sistem penerimaan mahasiswa untuk masuk ke jalur vokasi industri. “Selanjutnya, kami akan mengembangkan Jarvis menjadi platform belajar jarak jauh dan juga study tracer,” pungkasnya. ***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat