unescoworldheritagesites.com

Koperasi Jasa TC-Invest Semakin Dekat Dengan Masyarakat Untuk Kesejahteraan - News

Team-Kerja TC-Invest di Kantor Pusat, Jakarta. Foto bersama Ketua Koperasi  Dr. Iqbal Alan Abdullah Msc & Deputy Pengawasan KeMenKop UMKM Ahmad Zabadi SH MM.

JAKARTA: Koperasi sering dicitrakan sebagai lembaga keuangan "kelas bawah" yang kurang dipercaya masyarakat. Namun tidak bisa disamaratakan   karena ada pula koperasi yang berkembang baik, tidak kalah dengan perbankan. Salah satunya adalah Koperasi Jasa Tri Capital Investama (TC-Invest) yang mengusung motto "Modern, Profesional, dan Terpercaya".

Koperasi TC-Invest yang menjalin kerja sama dengan Bank BNI ini terbilang masih muda usianya, didirikan tahun 2016. Namun pelayanannya telah menerapkan konsep finansial digital untuk berkembang pesat sekaligus bisa lebih dekat dengan masyarakat dan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk dapat berkembang lebih baik lagi, saat ini TC-Invest tengah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) selama tiga hari di  Jakarta, Rabu sampai Jumat (28-30 Oktober 2020).

"Koperasi ini kami dirikan sejak 2016. Dan sejak 2019 mengadakan Rakernas. Jadi tahun 2020 ini adalah Rakernas yang kedua. Tahun lalu di Lido dan tahun 2020 di Jakarta," kata Ketua Koperasi Jasa Tri Capital Investama (TC-Invest) Dr. Iqbal Alan Abdullah Msc dalam wawancara dengan di sela-sela Rakernas itu di Jakarta, Kamis (29/10/2020).

Rakernas yang diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19 ini dibatasi pesertanya tidak lebih dari 30 orang sesuai peraturan protokol kesehatan. Para peserta seluruhnya juga menggunakan masker dan ketentuan lain mengacu protokol kesehatan dari pemerintah.

Dr Iqbal menjelaskan,  maksud dari Rakernas ini, yang pertama adalah Konsolidasi Nasional,  dan sekaligus mendengarkan aspirasi-aspirasi dari cabang-cabang TC-Invest yang ada di daerah. Baik itu dalam bentuk masukan, keluhan, dan lain sebagainya.

"Kita buat forum yang sangat terbuka, sehingga koperasi ini bisa maju. Disamping itu kami sebagai kantor pusat juga  memfasilitasi, mengundang tamu-tamu yang kami anggap relevan sebagai pembicara tamu untuk membuka wawasan, karena dari awal kami dirikan koperasi ini adalah sudah berbasis digital, dan sekarang sudah full digital," kata Dr Iqbal didampingi Busines & Development Director TC-Invest, RM Adji Srihandoyo.

"Oleh karena itulah kami undang beberapa mitra kami untuk membuka wawasan, pengembangan ekosistem, di dalam digital finansial yang akan kami kembangkan ke depan.  Mereka mempersiapkan tidak hanya sampai di koperasi saja. Bahkan usaha finansial digital ini dikembangkan ke hal-hal lain misalnya Equity Crowd  Funding dan Digital Credit scoring.  Ini kita buka semua rencana kerja kami yang untuk  tahun 2020 sudah kami kerjakan dan akan selesai serta untuk tahun 2021. Ini kami sampaikan kepada mereka semua," ujarnya.

         TC-Invest 3-4 Langkah Dimuka

Pada Rakernas 2020 ini  TC-Invest juga mengundang konsultan ISO karena pentingnya Society 5.0 yakni mengenai sumber daya manusia dan  manajemen koperasi.  "Kita undang konsultan yang akan kami ajak bekerja sama, bermitra dengan konsultan tersebut,  untuk kedepan, sehingga nanti,  semuanya itu standar. Jadi semua proses dari A sampai Z di Kantor Pusat,  Kantor Cabang, dan Kantor Sub Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan seterusnya itu sama. Tidak ada yang berbeda. Itulah yang akan kami bangun ke depan. Menjadi koperasi yang modern, digital, dan terpercaya," ujar Dr Iqbal.

Jadi itu gagasan besar TC-Invest yang sekarang ini sudah 70 persen dilakukan,  dan Dr Iqbal berharap tahun 2021 semua gagasan Society 5.0 sudah bisa selesai. "Yang orang lain masih gaung-gaungkan, kita sudah selesai. Kita sudah 3-4 langkah dimuka, " katanya.

"Orang masih gaung-gaungkan, digital masih digaungkan,  4.0 tentang digital masih digaungkan, 5.0 tentang SDM masih digaungkan, kita selesai di 2021," katanya.

Ketika ditanya apakah optimis gagasan besar itu bisa selesai di 2021? Dr Iqbal menjawab; "Ya karena teknologi digital industri 4.0 sudah selesai di  tahun 2020. Semuanya kita outsource menggunakan konsultan profesional. Karena dengan mudah kita bisa membuat target waktu kepada mereka, kurun waktu sekian agendanya harus selesai. Tapi kalau saya minta tolong sama staf saya harus selesai satu bulan, bisa jadi tiga bulan,  jadi empat bulan. Tapi kalau si konsultan, saya bisa kenakan penalti. Satu bulan ya harus selesai satu bulan. Lebih satu hari, bisa saya kenakan penalti.  Apakah penaltinya itu dalam bentuk uang atau lain-lainnya gitu, misalnya teguran, teguran keras, dan seterusnya,  dan bahkan sanksi denda, yang itu tidak bisa saya lakukan ke staf saya," katanya.

"Oleh karena itu semua kita outsource. Memang kelihatan lebih mahal tapi sisi biaya, tapi jauh lebih efisien dari segi waktu. Sehingga semua tahapan target kita, kalaupun ada yang meleset, tidak pernah meleset sampai bulanan, hanya meleset hitungan hari.

Berapa konsultan yang dilibatkan? "Untuk teknologinya saat awal kita menggunakan 4 kelompok konsultan. Satu kelompok dari India,  satu kelompok dari Rusia, dan dua kelompok dari Indonesia. Kenapa sampai begitu, karena walau ini namanya koperasi, tapi semua pola cara kerjanya  persis lembaga perbankan yang bisa dipercaya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat