unescoworldheritagesites.com

Susi Pudjiastuti: Dalam Berbisnis, Perempuan Lebih Tahan Banting - News

Susi Pudjiastuti. (Istimewa)

SEMARANG: Kehadiran perempuan dalam dunia bisnis ternyata mampu memberi warna tersendiri. Perempuan, diakui lebih ulet dan tangguh dalam mengelola bisnisnya. Bahkan di saat pandemi seperti sekarang, perempuan terlihat lebih kuat.

"Di saat perempuan mulai unjuk gigi atau bicara bisnis, mereka terlihat paling ulet," tegas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat menjadi keynote speech dalam acara Perempuan dan pengelolaan UMKM secara virtual yang juga dihadiri mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti, Minggu (22/8/2021).

Banyak contoh terkait keuletan perempuan dalam menjalankan bisnis. Misalnya ketika beberapa tahun lalu Ganjar berangkat ke Moskow, Rusia, untuk mendampingi pameran produk UMKM dari Jawa Tengah. Waktu itu, ia mendapati seorang perempuan pemilik UMKM pembuat tas dari Jawa Tengah kesulitan mengeluarkan produk UMKM dari bea cukai setempat.

"Produk tasnya dicurigai berharga ratusan juta, padahal cuma Rp900 ribu. Awalnya, pemilik produk menangis hingga akhirnya ia mengikhlaskan barang tersebut karena ternyata barang produksinya diakui bagus dan dituduh berharga mahal. Ini menjadi hal penting bagi pelaku usaha," katanya.

Ganjar memberi contoh lain terkait keuletan perempuan dalam mengelola bisnis dan melihat kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya. Perempuan dimaksud adalah seorang penjual donat di Gombong, Kebumen. Saat bertemu secara virtual dalam sebuah acara, Ganjar sempat memesan donat untuk dikirim ke kediamannya di Semarang.

"Penjual itu langsung menyanggupi untuk mengirim. Sama waktu saya membuat Lapak Ganjar. Paling tangguh dulu penjual batik dan lurik yang mengkonversi menjadi jualan masker, lalu omzet naik. Itu juga perempuan," tutur Ganjar.

Hal itu, sangat berbeda ketika ia bertemu pria pedagang ayam geprek di Tegal. Saat memesan untuk diantar ke Semarang, justru pedagang itu tidak menyanggupi pesanan karena berpikir soal jarak.

"Jadi ceritanya adalah satu perempuan sangat siap, donatnya langsung dikirimkan ke saya dengan ongkos kirim dibebankan ke pemesan. Tapi satu lagi tidak bisa, jadi kesempatannya hilang. Mudah-mudahan banyak orang nanti akan mendapatkan kesempatan dan belajar lebih banyak dari perempuan-perempuan hebat dalam mengelola bisnisnya," terang Ganjar.

Di sisi lain, Susi Pudjiastuti menegaskan, perempuan itu realitasnya jauh lebih tangguh dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih tahan banting, hanya saja terkait endurance memang kalah dengan laki-laki. 

"Kalau bicara soal perempuan, resilient-nya jauh lebih bagus. Ini bukan bicara gender, tapi realitasnya perempuan lebih resilient dibanding laki-laki. Lebih tahan banting, cuma endurance-nya kalah sama bapak-bapak. Kalau ada up and down, perempuan kadang lebih gampang emosinya, lalu putus asa dan memutuskan jadi ibu rumah tangga saja," kata Susi.

Menurutnya, pemerintah harus bisa melihat poin penting dari perempuan, khususnya terkait ketangguhan. Sebab perempuan kebanyakan menjadi lebih tangguh, lebih kreatif, dan lebih inovatif.

"Semestinya pemerintah tidak boleh membiarkan para UMKM terutama yang gendernya perempuan itu sampai drop, karena idenya selalu banyak kalau emak-emak, selalu ada akal. Tinggal asistensinya dari sisi policy, dari sisi cara mengatur keuangan secara bookkeeping," jelas Susi.

Ia menambahkan, kebanyakan perempuan dalam bidang apapun saat ini, tidak dibarengi dengan kemampuan akuntansi dasar. Menurut Susi, bidang ilmu apapun harus dibekali juga dengan pendidikan basic finance dan basic accounting. Dengan itu perempuan yang nanti mau terjun ke bisnis atau UMKM maupun sebagai pribadi bisa mengerti apa itu pajak dan lainnya.

"Hal seperti itu merupakan practical knowledge to manage your financial live. Bukan social live but financial live. Anak-anak kita ini, yang kita didik generasi baru kalau akan masuk ke usaha apapun basic sangat penting. Zaman saya sekolah dulu ada keterampilan, saya sempat belajar keterampilan pembukuan. Ini saya lihat dalam pembinaan UMKM diadakan. Dan di universitas apapun bidang ilmunya paling tidak diberikan tiga bulan untuk accounting dan finance. Itu diperlukan para UMKM," pungkas Susi. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat