unescoworldheritagesites.com

BPJAMSOSTEK Pamerkan Strategi Komunikasi Baru, Targetkan 70 Juta Peserta Aktif - News

Drama musikal, Strategi komunikasi baru BPJAMSOSTEK.

 
 

: BPJAMSOSTEK memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan coverage kepesertaan. Ini terkait dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, yang memperlihatkan  jumlah penduduk Indonesia  bekerja mencapai 135,61 juta orang. Dari jumlah itu, 60 persen bekerja di sektor informal atau Bukan Penerima Upah (BPU). 
 
Bagi BPJAMSOSTEK, ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang besar. Pasalnya hingga September 2022, total jumlah peserta aktif BPJAMSOSTEK ialah 35,6 juta, di dalamnya terdapat pekerja BPU sejumlah 4,6 juta. 
 
Berkaca pada hasil riset yang dilakukan BPJAMSOSTEK, banyaknya pekerja BPU, yang belum terdaftar sebagai peserta, disebabkan masih kurangnya pemahaman mereka terkait pentingnya perlindungan jaminan sosial
 
 
Selain itu mayoritas beranggapan bahwa BPJAMSOSTEK hanya diperuntukkan bagi pekerja formal seperti pekerja kantoran. 
 
Menyikapi hal itu, BPJAMSOSTEK me-launching sebuah strategi komunikasi baru dengan mengusung tema 'Kerja Keras Bebas Cemas'. Strategi ini secara resmi diperkenalkan Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo lewat sebuah drama musikal, yang digelar, di kantor Pusat BPJAMSOSTEK Jakarta, Kamis (20/10/2022). 
 
Drama musikal menggambarkan kegelisahan para pekerja saat mengalami kecelakaan kerja, serta perjuangan mereka untuk meraih masa depan yang sejahtera. Gelaran ini sekaligus dijadikan momentum, untuk kembali menegaskan bahwa seluruh pekerja berhak atas perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
 
 
“Negara melalui BPJAMSOSTEK hadir untuk memastikan setiap pekerja Indonesia, apapun profesinya, apapun yang Anda kerjakan, Anda berhak untuk sejahtera, Anda berhak untuk dilindungi,”ungkap Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo.
 
BPJAMSOSTEK menargetkan hingga akhir tahun 2026 akan memiliki 70 juta peserta aktif. Anggoro optimis mampu memecahkan target itu dengan menggunakan berbagai strategi. Salah satunya, pendekatan langsung kepada setiap sektor pekerja BPU.
 
Seperti nelayan, petani, pedagang maupun profesi lainnya. Dengan cara dan bahasa yang sesuai karakternya masing-masing. 
 
BPJAMSOSTEK juga terus berupaya untuk mengerti kebutuhan para pekerja. Sehingga, diharapkan mereka juga akan lebih mudah memahami pentingnya menjadi peserta BPJAMSOSTEK. Untuk melindungi diri dari segala risiko, yang mungkin terjadi saat mereka bekerja. 
 
 
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Pengawas BPJAMSOSTEK yang diwakili  Subchan Gatot, turut memperkuat komitmen Direksi dalam melindungi lebih banyak pekerja BPU.
 
“Program ini memang sangat dinanti-nantikan masyarakat luas, karena memang masyarakat kita mayoritas bekerja di sektor informal," ujarnya. 
 
Karena itu, coba disasar sektor itu dengan lebih masif lagi. Sehingga, di tahun 2026 BPJAMSOSTEK bisa mengcover pekerja BPU lebih banyak lagi. Yaitu sekitar 25 persen dari total target kepesertaan secara keseluruhan. 
 
 
Seperti yang diketahui, dengan cukup membayar iuran sebesar Rp36.800 per bulan. Pekerja BPU bisa mendapatkan perlindungan 3 program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Hari Tua (JHT). 
 
Masing-masing program tentu memiliki manfaat yang beragam. Mulai dari perawatan tanpa batas, biaya jika terjadi risiko kecelakaan kerja, santunan kematian sebesar Rp42 juta, serta beasiswa pendidikan anak.
 
Dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, serta tabungan yang dapat dimanfaatkan ketika memasuki hari tua.
 
 
Anggoro menambahkan, kini BPJAMSOSTEK juga makin dekat dengan para pekerja BPU. Karena, proses pendaftaran dan pembayaran iuran dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, melalui aplikasi Jamsostek Mobile (JMO) serta kanal kerja sama lainnya.
 
“Tunggu apa lagi! Ayo semua pekerja Indonesia pastikan diri anda terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK. Agar bisa kerja keras dan bebas dari cemas,”tutur Anggoro. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat