unescoworldheritagesites.com

BPOB Dorong Pelaku Usaha Ekraf Batik Lebih Kreatif - News

Produk festyen batik yang dikembangkan dalam pelatihah BPOB (Endang Kusumastuti)

: Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), mendorong pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) fasyen untuk meningkatkan kapasitas dan lebih berkreasi. Melalui kegiatan peningkatan kapasitas usaha ekonomi kreatif fesyen di kawasan pariwisata Borobudur di Giri Layu, Karanganyar dan Sragen.

 Pada kegiatan iru, BPOB juga mengembangkan motif Batik “Sekar Puren” yang dibuat oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, kemudian diproduksi oleh Rumah Batik Sekar Tandjung.

"Kami mendorong teman-teman ekonomi kretaif fasyen lebih berkreasi dari sisi desainnya.  Pemanfaatan teknologi supaya desainnya lebih rapi,  jadi dia kemudian setelah desain juga tentu produksinya. Produksinya tidak lagi batik sebagai kain tetapi juga sudah produk lain," jelas  Plh. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, usai acara Penutupan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Usaha Ekonomi Kreatif Fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur (Destinasi Pariwisata Nasional Solo-Sangiran dan sekitarnya) dengan tema “ARGA PRAGA”, di Hotel Harris, Kota Solo, Kamis (17/11/2022).
 

Setelah memproduksi, mereka didorong untuk memasarkan melalui digitalisasi .  Dengan kemampuan digital marketing mereka diharapkan semakin luas jangkauan pasarnya.

"Pelatihan ini diikuti 57 pelaku usaha ekonomi kreatif setelah sebelumnya disaring dari 70 an pelaku usaha," jelasnya lagi.

Setelah dilakukan pelatihan,  mereka tetap melakukan monitoring. Untuk melihat apakah kapasitas produksi meningkat, serta pemasaeannya apakah lebih baik atau tidak.

"Kalau ini sudah berjalan dengan baik  kita bisa duplikasikan kalau ternyata yang harapan kita misalnya tadi naik begini ternyata jalannya pelan  apa yang harus dilakukan nanti kita evaluasi bersama," paparnya.

Baca Juga: Pengggelap Ratusan Juta Rupiah Dibekuk, Koruptor Miliaran Tak Kunjung Dieksekusi

Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setya Harini menambahkan selama 105 hari, pelaku ekraf fesyen khususnya pengrajin batik di Karanganyar dan Sragen diajak lebih kreatif dan inovatif. 

"Bisa menjadi satu bentuk atraksi pariwisata. Tidak hanya produk batik dipasarkan secara digital. Tapi bagaimana orang datang ke sana, bisa ikut serta dalam pelatihan membuat batik dan sebagainya. Itu menjadi sebuah atraksi menarik," katanya.

Pengrajin batik juga didorong terus meningkatkan potensinya. Hal ini untuk memunculkan ke-khas-an motif dan desain batik di masing-masing kelompok. Kekhasan ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa. 

Baca Juga: Meski Pandemi Covid-19, Sandimas Tetap Berinovasi Pasarkan Produk Sesuai Kebutuhan Masyarakat

"Sehingga tidak hanya soal digitalisasi pemasaran produk saja yang menjadi fokus pendampingan," ujarnya.

Sementara itu terkait Batik Sekar Puren yang dikembangkan BPOP,  ternyata memiliki filosofi. Batik Sekar Puren sendiri terdiri dari motif moluska yang saling terkait membentuk bunga yang terkesan lebih feminim. 

Motif ini menyiratkan sifat pemakai batik yang mempunyai rasa empati tinggi kepada sesama, tolong menolong yang akan membawa kehidupan yang lebih baik dan abadi, seperti moluska. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat