: Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), mendorong pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) fasyen untuk meningkatkan kapasitas dan lebih berkreasi. Melalui kegiatan peningkatan kapasitas usaha ekonomi kreatif fesyen di kawasan pariwisata Borobudur di Giri Layu, Karanganyar dan Sragen.
Pada kegiatan iru, BPOB juga mengembangkan motif Batik “Sekar Puren” yang dibuat oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, kemudian diproduksi oleh Rumah Batik Sekar Tandjung.
Setelah memproduksi, mereka didorong untuk memasarkan melalui digitalisasi . Dengan kemampuan digital marketing mereka diharapkan semakin luas jangkauan pasarnya.
"Pelatihan ini diikuti 57 pelaku usaha ekonomi kreatif setelah sebelumnya disaring dari 70 an pelaku usaha," jelasnya lagi.
Setelah dilakukan pelatihan, mereka tetap melakukan monitoring. Untuk melihat apakah kapasitas produksi meningkat, serta pemasaeannya apakah lebih baik atau tidak.
"Kalau ini sudah berjalan dengan baik kita bisa duplikasikan kalau ternyata yang harapan kita misalnya tadi naik begini ternyata jalannya pelan apa yang harus dilakukan nanti kita evaluasi bersama," paparnya.
Baca Juga: Pengggelap Ratusan Juta Rupiah Dibekuk, Koruptor Miliaran Tak Kunjung Dieksekusi
Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setya Harini menambahkan selama 105 hari, pelaku ekraf fesyen khususnya pengrajin batik di Karanganyar dan Sragen diajak lebih kreatif dan inovatif.
"Bisa menjadi satu bentuk atraksi pariwisata. Tidak hanya produk batik dipasarkan secara digital. Tapi bagaimana orang datang ke sana, bisa ikut serta dalam pelatihan membuat batik dan sebagainya. Itu menjadi sebuah atraksi menarik," katanya.
Pengrajin batik juga didorong terus meningkatkan potensinya. Hal ini untuk memunculkan ke-khas-an motif dan desain batik di masing-masing kelompok. Kekhasan ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa.
Baca Juga: Meski Pandemi Covid-19, Sandimas Tetap Berinovasi Pasarkan Produk Sesuai Kebutuhan Masyarakat
"Sehingga tidak hanya soal digitalisasi pemasaran produk saja yang menjadi fokus pendampingan," ujarnya.
Sementara itu terkait Batik Sekar Puren yang dikembangkan BPOP, ternyata memiliki filosofi. Batik Sekar Puren sendiri terdiri dari motif moluska yang saling terkait membentuk bunga yang terkesan lebih feminim.
Motif ini menyiratkan sifat pemakai batik yang mempunyai rasa empati tinggi kepada sesama, tolong menolong yang akan membawa kehidupan yang lebih baik dan abadi, seperti moluska.