: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka mewujudkan target tersebut, Kominfo RI kembali menggelar kegiatan webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur bertema: Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi! pada Senin (3/6/2024).
Survei dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia.
Sebanyak 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.
Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.
Peningkatan literasi digital secara merata semakin urgen, sehingga masyarakat lebih siap menatap perubahan yang akan terjadi. Berpikir kritis menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki setiap individu dalam menghadapi berita hoaks di tengah luapan informasi.
Baca Juga: Jadikan Pancasila Pedoman Berperilaku Agar Tidak Terprovokasi di Era Luapan Informasi
Managing Director Kaizen Room & Pegiat Literasi Digital, Aidil Wicaksono mengatakan, berpikir kritis dapat membantu masyarakat membedakan asumsi atau fakta dari sebuah informasi. Sebab, individu terkadang memutuskan sesuatu didorong ego dan emosi sehinga menjadi terburu-buru.
“Kasih toleransi ke diri sendiri tentang bagaimana kita mau mengumpulkan beragam informasi. Berpikir kritis bukan orang yang banyak tanya,” kata Aidil saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Dengan berpikir kritis, setiap individu membatasi diri dengan mengkurasi terlebih dulu setiap informasi yang didapat. Tidak langsung mempercayai informasi, tetapi mendalaminya lebih dulu dan mengambil solusi.
Akademisi UNITOMO - Ketua Umum P2BPT, Meithiana Indrasari menambahkan, ruang digital merupakan medium yang tidak berbatas ruang dan waktu. Masyarakat dapat berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun, dan di manapun.
Namun, setiap individu harus ingat bahwa apapun yang diposting dan dilihat banyak orang akan menjadi rekam jejak. Pemahaman etika digital dapat membantu seseorang terhindari dari perilaku tidak baik yang bakal mempengaruhi rekam jejak.
“Setiap tindakan atau kata yang dilakukan dapat meninggalkan jejak digital yang sulit atau bahkan tidak bisa dihapus,” ujar Meithiana.
Baca Juga: Jadi Netizen yang Mampu Melihat Beragam Perspektif Baru
Narasumber lain, Trainer Komunikasi, Public Speaking Coach, Bayu Oktara mengatakan, masyarakat sekarang ini tidak bisa lagi menganggap apa yang ada di internet 100 persen kebenaran. Setiap individu harus selalu terus meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari hal-hal tidak diinginkan.