unescoworldheritagesites.com

Audit Kasus Stunting, Bisa Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Hapus Kemiskinan Ekstrem - News

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo

 
 
: Audit kasus stunting, rutin digelar  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama kepala daerah dan tim percepatan penurunan stunting serta memiliki sejumlah manfaat. 
 
Audit kasus stunting, tidak hanya penurunan prevalensi stunting. Tapi, juga menekan kematian ibu dan bayi, serta kemiskinan ekstrem
 
Hal itu disampaikan, Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K), saat membuka Coaching Audit Kasus Stunting Sesi V. Yang digelar secara hybrid dan diikuti ratusan peserta dari seluruh daerah di Indonesia, Senin (17/10/2022).
 
 
Hadir dalam kegiatan itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andustri SE MT, Bupati Halmahera Barat James Uang SPd MM, serta Wakil Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Drs H Soemarjono.
 
“Jadi kalau gerakan-gerakan seperti yang kita lakukan sukses dilakukan. Maka, akan menurunkan kematian ibu, menurunkan kematian bayi, serta menurunkan angka stunting," tuturnya. 
 
Sekaligus menurunkan kemiskinan ekstrem, karena banyak variabel penyebab stunting itu adalah kemiskinan ekstrem yang lingkungannya kumuh, sanitasnya tidak bagus. Kemudian bisa diatasi akhirnya juga beririsan dengan kemiskinan ekstrem. 
 
 
Hasto menjelaskan, audit kasus stunting merupakan suatu kegiatan diskusi dan menggali kasus-kasus stunting yang sulit diatasi. dengan melibatkan ahli seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis gizi, hingga psikolog.
 
Hasto menyebutkan, audit kasus stunting memiliki tiga manfaat. Pertama, anak yang mengalami stunting akan dengan mudah mendapatkan penanganan oleh ahli dan bisa segera dicari tahu penyebab terjadinya stunting. 
 
Kedua, kegiatan ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi tim percepatan penurunan stunting di daerah. Karena, dapat mendengarkan paparan dari ahli mengenai apa yang harus dilakukan, untuk menekan angka stunting di daerah itu. 
 
 
Yang ketiga, para ahli dapat memanfaatkan kasus stunting di setiap daerah sebagai materi pembelajaran. Untuk mengetahui peta penyebaran stunting dan tindaklanjut ke depannya. Untuk meminimalisasi risiko stunting yang lebih tinggi lagi. 
 
Saat ditemukan masalah stunting di suatu wilayah, maka tim audit stunting bisa segera bergerak. Untuk mendata dan menyampaikannya kepada ahli  agar segera mendapat rekomendasi. 
 
Dia mencontohkan, jika ditemukan bayi yang berat dan tinggi badannya tidak kunjung naik. Padahal, usianya sudah memasuki 1-2 tahun, maka bayi itu wajib mendapat perhatian dari dokter ahli.
 
 
“Kemudian didiskusikan di situ, sehingga ketemu masalahnya ada penyakit yang melatarbelakangi misalkan TB pada anak atau penyakit kronis lainnya," ujarnya. 
 
Akhirnya, dokter spesialis anak merekomendasikan untuk dilakukan apa. Ada juga karena anak itu terlantar, perhatian orangtua kurang bagus. 
 
"Sehingga, dia jadi anak yang tidak happy, ahli psikolog akan memberikan rekomendasi apa,” imbuh Hasto. 
 
Kendati demikian, Hasto minta agar catatan-catatan dalam audit kasus stunting ini tidak disebarluaskan kepada masyarakat, seperti audit pada umumnya. Sebab, hal itu menyangkut soal kode etik dan rahasia individu.
 
 
“Justru hasil audit dibawa ke tim kecil, mungkin tim medisnya, keluarganya, tim pendamping keluarga. Jadi apa yang harus dilakukan ke depannya,” terangnya.***
 
 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat