unescoworldheritagesites.com

Jelang Rakernas KSBN, Ketum Hendardji Ingatkan Pendidikan Berbasis Budaya Perkuat Karakter Bangsa - News

Jelang Rakernas KSBN, Ketua Umum DPP KSBN Hendardji Soepandji mengingatkan pendidikan berbasis budaya akan memperkuat karakter bangsa  (AG Sofyan )

 
 
: Pendidikan berbasis budaya dapat mendorong kemajuan peradaban. Sebab itu pendidikan dan budaya merupakan hal utama dalam membangun karakter bangsa.
 
Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji mengatakan pendidikan harus berbasis budaya. Sehingga jika negara maju peradabannya tidak akan mudah tercabut dari akarnya.
 
Hendardji mengaku prihatin dengan kondisi sekarang. Harusnya pendidikan berbasis budaya menjadi lokomotifnya, bukan sebaliknya ekonomi yang menjadi penghela.
 
 
"Negara-negara maju itu dikawal terus nilai-nilai tradisi kebaikannya. Menjunjung pendidikan dan budaya dapat mengubah bangsa menjadi lebih baik dan maju di masa depan," ujar Ketum DPP KSBN ini kepada jelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I KSBN yang akan digelar di Rumah Budaya KSBN, Cipayung, Jakart, Kamis (17/11/2022)
 
Untuk itu, tokoh budaya nasional ini menyerukan kepada Pengurus KSBN di tingkat pusat maupun daerah harus siap mengawal terus nilai-nilai kebaikan dari budaya Indonesia. Misalnya nilai-nilai akhlak dan moral bangsa yang harus selalu dijunjung tinggi oleh segenap anak bangsa.
 
 
"Karena budaya bersifat halus. Kehalusan budi pekerti itulah yang mengawal pendidikan. Supaya tidak lupa pada jati diri bangsa," katanya.
 
Namun sayangnya urutan pendidikan di Indonesia masih jauh jika dibandingkan ekonomi yang berada di ranking ke tujuh. Oleh karena itu diperlukan niat kuat dan kesadaran kolektif untuk menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 
 
"Yang penting ada niat. Membangun bangsa maju yang berbasis akar budaya dan kearifan lokal. Mendidik masyarakat memiliki nilai sejalan dengan nilai luhur budaya bangsa," tandas mantan Komandan Pusat Polisi Militer (2006-2007) ini.
 
"Kita mencoba mendidik dan membantu pemerintah dengan kekuatan yang ada. Intinya langkah ini akan memperkuat inklusi dan kohesi sosial," imbuhnya.
 
 
Sosialisasi 4 Pilar Format Seni Drama
 
Untuk mendukung hal itu, dalam program kegiatan mendatang DPP KSBN akan menggelar  berbagai kalender kegiatan. Salah satunya sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bekerja sama dengan MPR RI yang akan disampaikan dalam bentuk seni drama.
 
"Konsep yang berbeda dari lainnya karena dibalut dalam bentuk seni budaya. Sebab sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini perlu disampaikan kepada masyarakat dengan cara berbeda, cara yang lebih lebih mudah dipahami dalam kegiatan seni budaya," jelas Hendardji.
 
 
Cara itu dipilih dengan mengangkat cerita dengan menyesuaikan kearifan lokal. Supaya masyarakat dapat mudah menerima pesan yang disampaikan.
 
"Memanusiakan manusia sehingga ada dinamika. Dinamika terjadi karena ada pendidikan. Pendidikan yang berdampak pada majunya sebuah peradaban. Jadi kuncinya pendidikan harus berbasis pada budaya," terangnya.
 
 
Guna mendukung sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan itu, KSBN sudah mengirim surat kepada Sekjen MPR untuk bisa ditindaklanjuti.
 
Dengan dikemas melaui seni dan budaya, lanjut Hendardji, maka diharapkan masyarakat bisa mudah mencernanya.
 
"Sosialisasi 4 Pilar dalam bentuk seni drama akan lebih menarik, mengena, dan implementatif. Dengan mengusung cerita-cerita lokal. Nantinya disesuaikan dengan cerita lokal di setiap daerah sehingga bisa ada satu juta cerita lebih seluruh Nusantara. Tergantung ceritanya mana yang akan diangkat," urai Ketum DPP Pawon Semar ini.
 
 
Hendardji menjelaskan penyampaian sosialisasi 4 Pilar yang dilakukan dengan cara ceramah akan berbeda sekali dengan melalui seni drama. Menyampaikan pesannya dalam bentuk lain. 
 
"Jadi sosialisasi nilai-nilai kebangsaan kalau disampaikan hanya dengan ceramah, malah bikin ngantuk," tuturnya.
 
Hendardji mengaku bisa merubah pesan itu dalam bentuk seni drama. 
 
 
Ceritanya tidak hanya itu-itu saja. Tapi  mengakomodasi cerita lokal yang orang mungkin belum pernah dengar.Lalu kemudian ada unsur empat pilarnya.
 
"Bukan hanya  ada tari-tarian berdiri sendiri. Lalu ada ceramah. Bukan seperti itu.Tapi bagaimana tari- tarian itu menceritakan 4 Pilar dan perlu dinarasikan," ungkapnya.
 
 
Ketika nanti tari-tarian itu ditampilkan maka akan membawa cerita lokal. Bisa dari Aceh, Papua, Sumatera Barat dan daerah lainnya. Ceritanya menyesuaikan dengan kearifan lokal. 
 
Dalam Rakernas I KSBN paska Pengukuhan Pengurus DPP KSBN periode 2022-2025 akan diagendakan  Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bekerjasama dengan MPR RI melalui Sendratari Musamus, pembahasan rencana Festival Film Pendek Audio Visual, Festival Tradisi Lisan dan Manuskrip, memperingati Hari Musik Nasional pada 9 Maret 2023 dalam bentuk Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara, penyelenggaraan "World Dance Day" pada 29 April 2023, dan Festival Seni Budaya Nusantara bulan Juni 2023 di Kepulauan Seribu. ***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat