unescoworldheritagesites.com

Mengatasi Stunting, Menko PMK Sarankan Agar Memanfaatkan Potensi Sungai - News

Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/ Kota Kalimantan Barat, secara daring,

 
 
 
: Dalam upaya mengatasi stunting, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, potensi sumberdaya alam di Kalimantan Barat seharusnya bisa mempercepat penurunan. 
 
Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki julukan "Provinsi Seribu Sungai" itu memiliki potensi hewani di sungai yang melimpah, untuk mengatasi stunting. 
 
Menko PMK menyatakan, potensi hewani seperti ikan sungai yang berada di sungai-sungai di Kalimantan Barat bisa untuk pemenuhan gizi ibu hamil dan bayi. Sehingga, bisa untuk mengatasi stunting, seperti ikan patin, ikan gabus dan lainnya. 
 
 
Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan dalam Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/ Kota Kalimantan Barat, secara daring, Selasa (14/2/2023).
 
"Pemberian pemenuhan gizi dan memastikan ibu hamil supaya memperoleh makanan tambahan terutama yang berkaitan dengan protein hewani, itu mohon mendapatkan perhatian pemerintah daerah," tuturnya. 
 
Menko PMK menyatakan, bila pemanfaatan protein hewani ikan sungai bisa dimaksimalkan untuk dikonsumsi ibu hamil, bayi dan balita rentan stunting. Maka, penanganan penurunan stunting di setiap wilayah Kalimantan Barat bisa maksimal.
 
 
"Kalimantan Barat banyak sungai mestinya bisa memanfaatkan ikan di sungai, untuk memenuhi asupan protein hewani. Jadi, mestinya ini bisa dimaksimalkan, saya yakin stunting di Kalbar mestinya sudah tidak ada," terang dia. 
 
Provinsi Kalimantan Barat merupakan provinsi ke-7 yang disisir permasalahannya oleh Kemenko PMK. Setelah sebelumnya dialog permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jawa Barat, Aceh, NTT, Banten, Jawa Tengah, serta Sulawesi Tenggara.
 
Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/ Kota di Povinsi Kalimantan Barat, diikuti 8 kabupaten. Yakni Kabupaten Mempawah, Ketapang, Sintang, Sanggau, Melawi, Sekadau, Kayong Utara, Kapuas Hulu, dan ditambah dialog dengan Bupati Landak, Bupati Sambas, Bupati Bengkayang.
 
 
Hadir dalam acara yang diselenggarakan secara daring Gubernur Kalimantan Barat Sutarmadji, serta parabupati dan wakil bupati se Kalbar. 
 
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di wilayah Kalimantan Barat mencapai angka 27,8 persen. Dari kabupaten/kota yang mengikuti roadshow ini hampir semua mengalami peningkatan angka stunting. 
 
Tercatat hanya tiga wilayah yang mengalami penurunan stunting, yakni Ketapang, Mempawah, serta Sintang. 
 
Kabupaten Sekadau mengalami kenaikan angka stunting hingga 35,50 persen. Penyebabnya adalah masih banyak rumah tangga yang belum dapat mengakses air bersih. Masalah air bersih dan sanitasi banyak ditemukan saat roadshow kali ini.
 
 
Terkait hal itu, Menko PMK mengatakan, intervensi air bersih dan sanitasi akan terus diupayakan. Karenanya, diperlukan koordinasi antar pemerintah daerah dan Kementerian PUPR. 
 
Dia juga minta tiap daerah yang masih terkendala sarana prasarana sanitasi dan air bersih. Untuk mendata dan Kementerian PUPR akan membuat skala prioritas, tambahan sarana sanitasi air bersih di Kalimantan Barat, terutama kabupaten yang sangat membutuhkan.
 
Untuk permasalahan kemiskinan ekstrem, berdasarkan data P3KE tahun 2023 angka kemiskinan ekstrem di Kalimantan Barat sekitar 2,04 persen. Kabupaten Ketapang adalah daerah dengan angka kemiskinan ekstrem tertinggi di Kalimantan Barat, yakni 36,67 persen. 
 
 
Penyebabnya antara lain infrastruktur yang belum memadai dan masih terdapat desa belum mendapat akses listrik. "Kondisi infrastruktur di wilayah Kabupaten Ketapang belum baik. Sehingga, masih banyak warga yang masih sulit mendapatkan akses untuk ke wilayah kota ataupun kabupaten," jelas Wakil Bupati Kabupaten Ketapang Farhan.***
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat