unescoworldheritagesites.com

Kementan: Kapal Ternak Tekan Penyusutan Bobot Sapi Hingga 9 Persen - News

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan, Fini Murfiani

JAKARTA: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan mengungkapkan, angkutan kapal ternak dari program tol laut, berdampak pada penurunan risiko penyusutan bobot sapi hingga menjadi 9 persen.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan, Fini Murfiani mengatakan, sebelum ada kapal khusus ternak, penyusutan bobot sapi selama perjalanan laut mencapai 15-20 persen. Namun setelah ada kapal khusus ternak, penyusutan maksimal hanya 9 persen.

“Itu sebabnya kenapa ternak terutama sapi harus diangkut dengan pelayaran khusus agar tidak stres," kata Fini melalui keterangan tertulis Jumat (8/2/2019).

Fini menambahkan, pemanfaatan Kapal Ternak merupakan salah satu instrumen untuk mengetahui suplai dalam negeri dari daerah produsen ke wilayah konsumen. Sementara pengaruh positifnya, terutama sebagai salah satu komponen mendukung ketersediaan pangan protein hewani.

“Keutamaan kapal ternak di antaranya, memenuhi aspek kesrawan,  kepastian jadwal pelayaran dan mampu diproyeksikan sebagai sistem monitoring ketersediaan dan tata niaga, sehingga dapat dijadikan salah satu dasar dalam penentuan kebutuhan impor,” ujarnya.

Kapal ternak menjadi bagian dari upaya animal welfare karena di kapal khusus itu, sapi-sapi bisa duduk, nyaman, tenang, dan kondisi itu sangat mempengaruhi kualitas daging dan ototnya nanti tidak menjadi keras. Dengan begitu, peternak sebagai produsen sapi bisa merasakan harga jual sapi yang layak, dan konsumen di Jakarta pun bisa merasakan daging sapi yang berkualitas dan harga yang juga tidak terlalu tinggi.

Kapal ternak KM Camara Nusantara 1-6 juga dinilai sangat bermanfaat karena pemerintah bisa mengetahui angka suplai sapi ternak dalam negeri. "Kalau kita tahu data suplai dalam negeri, nanti kita juga akan tahu, berapa sih impor sapi yang dibutuhkan," imbuhnya.

Tahun 2018 loading factor 6 unit kapal ternak mencapai 88 persen, dengan jumlah ternak yang diangkut 30.803 ekor dari 78 pelayaran. Adapun konektivitas trayek angkutan ternak tahun ini ada 6 rute, yakni KM. Camara Nusantara 1 oleh PT Pelni (Kupang - Waingapu - Tanjung Priok - Cirebon - Kupang), KM. Camara Nusantara 2 oleh PT ASDP (Kupang - Wini - Atapupu- Tanjung Priok - Kupang), KM Camara Nusantara 3 oleh PT Pelni (Kupang - Waingapu - Tanjung Priok - Cirebon - Surabaya-Dumai- Cirebon-Kupang).

Selanjutnya KM. Camara Nusantara 6 oleh PT Subsea (Bima - Badas - Parepare - Palu - Balikpapan/Samarinda - Bima), dan rute yang terakhir KM. Camara Nusantara 5 oleh PT ASDP (Celukan Bawang - Tanjung Priok - Kupang - Wini - Atapupu - Samarinda - Celukan Bawang).

“Untuk mengoptimalkan pemanfaatan kapal, saat ini juga sudah dipersiapkan untuk mendukung pemasaran ekspor, salah satunya adalah ekspor kambing ke Malaysia dengan potensi 60.000 ekor per tahun,” tutur Fini. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat