BANDUNG: Berita bohong (hoaks) potensial menambah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Hoaks bisa membuat elemen-elemen dalam masyarakat bingung mana berita yang benar dan mana yang salah.
Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita, di sela-sela acara “Peningkatan Peran Serta Masyarakat Sebagai Mitra Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional”, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/2/2019) mengingatkan semua pihak tentang bahaya persebaran hoaks (berita bohong).
“Maka, saya berharap, pilar-pilar sosial bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat mana berita yang benar dan mana yang tidak," tutur dia. Karena, bersama dinas sosial, pilar-pilar sosial bisa membantu menjelaskan kepada masyarakat mana berita akurat dan mana yang hoaks.
Kegiatan tersebut dihadiri pilar-pilar sosial, yakni Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Tingkat Kecamatan (TKSK) dengan total peserta 679 orang. Rincian TKSK sebanyak 600 orang, Karang Taruna 34 orang dan PSM 45 orang.
Selanjutnya Mensos menyakini, pilar sosial bisa menjalankan tugas mencerahkan masyarakat. Sebab, mereka sejatinya memiliki tingkat intelektualitas di atas rata-rata.
“Pilar Sosial diharapkan menjadi ujung tombak meredam masalah sosial di tengah masyarakat,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, juga dilakukan sesi deklarasi anti hoaks yang dilakukan perwakilan pilar-pilar sosial. Dengan deklarasi ini, mereka sepakat, menolak hoaks. Mensos sangat mengapresiasi insiatif pilar-pilar sosial mendeklarasikan sikap anti hoaks.
Namun Mensos berharap mereka tidak hanya berhenti pada deklarasi. Mensos minta pilar-pilar sosial harus proaktif memerangi hoaks.
“Sebagai ujung tombak di tengah-tengah masyarakat, tentu peran pilar-pilar sosial ini sangat penting dan strategis. Maka saya meminta TKSK, PSM dan Karang Taruna, agar proaktif memberi penjelasan kepada masyarakat," tuturnya.