unescoworldheritagesites.com

Kota Batam Antisipasi Penularan Cacar Monyet - News

Foto: Ilustrasi (Istimewa)

BATAM: Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau mengantisipasi penularan virus cacar monyet, setelah otoritas Singapura mengumumkan penemuan penderita penyakit itu di negara tersebut.

"Saya sudah berbincang dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), untuk menyiagakan alat pendeteksi panas tubuh, sebagai langkah antisipasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusumarjadi di Batam, Minggu (12/5/2019).

Ia menyatakan, dengan alat itu, maka suhu tubuh setiap warga negara Indonesia dan asing yang baru memasuki wilayah Batam akan dipindai. Bila diketahui suhunya tinggi, melebihi batas normal, maka akan langsung dievakuasi untuk penanganan lebih lanjut.

Dan bila diduga yang bersangkutan menderita cacar monyet, maka akan langsung dibawa ke ruang isolasi di RS Badan Pengusahaan Batam atau RS Umum Daerah Embung Fatimah.

"Untuk kewaspadaan umum setiap RS yang curiga ada gejala cacar, ambil darah. Di BPLTKS bisa," kata dia.

Tidak hanya itu, bila seorang penumpang kapal dicurigai mengidap cacar Singapura, maka seluruh penumpang kapal harus ikut di karantina.

"Karena penularannya melalui kontak langsung. Masa inkubasi 5-7 hari baru terlihat gejalanya," kata dia.

Gejala cacar monyet sama dengan cacar lainnya, antara lain demam dan gangguan pernafasan.

Menurut dia, yang membuat penyakit itu berbahaya adalah radang pernafasan. "Cacarnya sama, virusnya sama," kata dia seperti dikutip Antara.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan warga Batam untuk menghindari bepergian ke Singapura, agar terhindar dari penularan virus itu. 

      Kemlu Lakukan Penilaian

Sebelumnya pihak Kementerian Luar Negeri RI masih melakukan penilaian terkait temuan kasus cacar monyet (monkeypox) yang telah terkonfirmasi di Singapura

“Kami sedang melakukan assessment,” kata Kepala Sub Direktorat Kelembagaan dan Diplomasi PWNI-BHI Kemlu Judha Nugraha saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Kasus infeksi monkeypox telah dikonfirmasi Kementerian Kesehatan Singapura setelah seorang pria asal Nigeria yang tiba di negara tersebut pada 28 April, dinyatakan positif terjangkit virus ini pada 8 Mei 2019.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat