DEPOK: Pendidikan karakter tidak bisa diabaikan oleh lembaga pendidikan dan keluarga. Keduanya harus bersinergi sebab pendidikan karakter bertujuan untuk mengatasi krisis moral generasi muda. Terlebih dalam menghadapi perkembanga teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini.
Hal tersebut dikatakan Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMSP) Kota Depok H, Acep Al Azhari dalam acara halal bihalal di Ghama Valley, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (15/6/2019).
Keluarga, tuturnya, tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter ke pihak sekolah. Sebab, karakter seseorang terbentuk pertama kali di dalam keluarga. Sementara pendidikan karakter di lembaga pendidikan, ujarnya, membentuk siswa agar kelak menjadi manusia yang berfikir dan bekerja.
Lebih lanjut Acep yang juga pendiri Ghama d’leader school menuturkan, negara-negara maju di kawasan Asia membangun sumber daya manusianya melalui pendidikan karakter. “Korea Selatan, yang merdeka hampir bersamaan dengan Indonesia, bisa maju seperti sekarang ini karena hasil pendidikan karakter warga negaranya,” ujar Acep.
Maka, di lembaga pendidikan kejuruan yang dikelolanya tak semata melatih para siswa menjadi pekerja semata. Mereka, ucapnya, dilatih untuk juga berfikir seperti merancang satu program dan targetnya.
Acep pun merancang di kompleks pendidikannya seluas enam hektar seperti Silicon Valley di Amerika Serikat. Dia pernah berkunjung ke sana dan menyaksikan semua kegiatan usaha di situ serba maju karena sumber daya manusianya berkualitas dan berkarakter serta didukung kecanggihan IT-nya.
“Di sini juga bisa membuat kawasan yang merangsang setiap orang sebagai pekerja juga berfikir, sementara mereka yang diposisi pemikir juga terbiasa kerja,” katanya. Dan dalam kesempatan halal bihalal yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna, diperkenalkan Ghama Valley.
Di samping pendidikan karakter, ujar Acep, ketakwaan baik para siswa, para guru dan jajaran pimpinan dan staf pengelola terus ditingkatkan. Bertakwa kepada Allah, tuturnya menegaskan, satu hal yang tidak bisa ditawar.***