SORONG: Masyarakat di pesisir pedalaman Provinsi Papua Barat mengeluh karena kapal perintis Sabuk Nusantara milik pemerintah yang biasanya melayari rute di daerah itu hingga kini masih pada posisi port stay di Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat.
Kapal-kapal dimaksud masih menunggu informasi dock. Sedangkan hingga kini belum ada informasi tentang kapal-kapal pengganti untuk melayari rute ketiga kapal yang masih berada di Manokwari tersebut.
Akibatnya, terjadi kekosongan pelayaran rute tersebut membuat warga pedalaman pesisir pantai di Papua Barat setiap hari mendatangai PT Pelni Sorong. Warga, datang untuk menanyakan jadwal pelayaran kapal-kapal perintis tersebut ke daerahnya.
“Kami sudah sering menanyakan masalah ini ke PT Pelni Sorong tapi dijawab belum karena tak ada kapal-kapal pengganti untuk melayari rute ke pedalaman pesisir Papua Barat ini,”kata Berto, warga asli Papua asal pedalaman Papua Barat kepada News di Sorong, untuk kedua kalinya pada Jumat (28/6/2019) malam.
Masyarakat Papua Barat yang tinggal di pedalaman pesisir, yang hanya mengharapkan kapal-kapal perintis untuk datang dan pergi ke pedalaman daerah ini merasa kesulitan.
Kesulitan ekonomi di daerah pedalaman karena kemahalan harga bahan pokok seperti beras,gula,bawang putih, bawang merah dan sebagainya.
Oleh karena itu, pemerintah pusat diharapkan segera menanggapi masalah ini. Utamanya, sesegera mungkin mencari kapal pengganti agar melayari rute perintis ke daerah sekitar Papua Barat ini.
Staf Operasional PT Pelni Sorong, Annes T, membenarkan bahwa hingga Jumat (28/6/2019), daerah-daerah pedalaman pesisir di Papua Barat belum dilayari oleh kapal-kapal perintis yang dioperasikan PT Pelni selama ini.
“Memang benar hingga hari ini belum ada kapal pengganti. Utamanya, untuk melayari rute perintis pada beberapa daerah di pesisir Papua Barat. Karena itu, setiap masyarakat yang datang di PT Pelni untuk menanyakan kapal perintis kami menjawab masih menunggu kapal pengganti,”kata AnnesT. ***