unescoworldheritagesites.com

CFD, Kumuh Dan Kesemrawutan Pasar Tanah Abang Pindah Ke Tahmrin-Sudirman - News

CFD Jalan Thamrin-Sudirman semrawut dan kumuh, Minggu (28/7/2019).

JAKARTA: Arena Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan MH Thamrin- Jalan Sudirman menjadi  kumuh, semrawut alias tidak karuan.

Pasalnya, ribuan pedagang kali lima (PKL) beraneka macam barang menyerbu ke tengah jalan.

Anehnya, petugas Satpol PP membiarkan kondisi kumuh dan acak-acakan di kawasan yang disebut sebagai etalase DKI Jakarta itu.

Tidak hanya pedagang berbagai jenis barang, ratusan ondel-ondel, pengemis, hingga tukang pijat terapi berbagai macam penyakit juga membuka praktik di bahu jalan.

"Saya kaget bukan kepalang, CFD di Jalan MH Thamrin hingga Sudurman menjadi sangat semrawut. Memang sekarang warga yang memanfaatkan CFD juga banyak sekali. Tiga tahun terakhir tidak sebanyak ini lho," kata Aji Baskoro, warga RW O1 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.

Pengamatan di CFD Jalan MH Thamrin,Minggu (28/7/2019), hanya sedikit aparat Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup dan polisi yang menjaga kegiatan yang bertujuan memperbaiki kualitas udara di Jakarta itu.

Jalan MH Thamrin-Sudirman di sisi kanan dan kiri dipenuhi warga yang hendak berolahraga jalan kaki sejauh 7-8 Km itu. Sayangnya di trotoar dan bahu jalan sepanjang jalan protokol itu dipenuhi PKL.

Tak.pelak kesemrawutan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pindah ke Jalan MH Thamrin dan Sudirman. Kebiasaan buruk PKL dan warga membuang sampah tidak pada tempatnya membuat kawasan itu sangat kotor.

"Berbeda dengan era Ahok menjadi Gubernur DKI, sepanjang jalan MH Thamrin-Sudirman bersih dari sampah. Karena ada razia tangkap tangan warga yang buang sampah di denda Rp100.000. Kalau si pelanggar tidak punya uang di denda memungut sampah sambil dikenakan kalungan bertuliskan saya membuang sampah sembarangan, dan tidak mau mengulang lagi," kata Hesti Prastiwi warga RW O4 Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Di era Gubernur Anies Baswedan ini,  Jakarta bagai surga para PKL betapa tidak, Pemprov DKI membangun trotoar lebar, dengan biaya  puluhan miliaran, akhirnya diperuntukan bagi para PKL yang  tidak mau tertib, dan semaunya berjualan di bahu jalan dan trotoar jalan raya.

"Sesungguhnya Gubernur Anies Baswedan sedang membangun dengan pencitraan seolah-olah pro rakyat kecil, tetapi merusak sistem yang sudah dibangun  pemimpin Jakarta sebelumnya," kata Hesti menambahkan.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat