unescoworldheritagesites.com

Organda: Corona Tak Pengaruhi Volume Bongkar Muat Barang Impor - News

Ketua VI ( Bidang Angkutan Barang) DPP Organda, Kody Lamahayu

SURABAYA: Kasus Corona (Covid-19) yang sedang memicu kekhawatiran berbagai kalangan ternyata masih belum mempengaruhi aktifitas ekspor-impor. Organisasi Angkutan Darat (Organda) bahkan memastikan, volume bongkar muat barang regional, dari dan menuju luar negeri, tetap berlangsung normal.

Menurut Ketua VI ( Bidang Angkutan Barang) DPP Organda, Kody Lamahayu, volume bongkar muat barang di berbagai pelabuhan, masih sama dengan masa sebelum merebaknya kasus Corona di Wuhan.  "Tidak benar kabar bahwa stok kebutuhan pokok dan lainnya turun akibat terkena imbas Corona," ujarnya di Surabaya, Senin (16/3/2020).

Dia kemudian mencontohkan, sebanyak 8.500 armada Organda di Pelabuhan Tanjung Perak, 90 persennya masih tetap beroperasi mengangkut muatan kapal, setiap hari. Sisanya yang 10 persen memang sengaja diistirahatkan untuk proses perawatan secara bergiliran.

Pihaknya juga memastikan, impor barang dari berbagai negara termasuk dari China tetap berjalan normal. Bahkan minggu lalu, pihaknya menerima bongkar muat barang asal China sebanyak 21 ribu ton.

Di luar China, kata dia, berbagai macam barang impor masih terus berdatangan diantaranya dari Australia hingga Argentina. Sebagian besar barang yang masuk itu berupa bahan baku dan bahan pokok.

Menurut Kody, kebijakan antisipasi penyebaran virus Corona pada angkutan barang laut, memang tidak seketat pada angkutan orang. "Semua aktifitas bongkar muat menggunakan peralatan, jadi tidak ada singgungan orang per orang," ujarnya.

Yang jelas, kata dia, petugas dari pemerintahan sudah pro aktif melakukan pencegahan dengan melarang para awak kapal barang impor itu, turun ke darat. Para awak kapal barang asing yang biasanya berjumlah 15-21 orang itu, harus tetap berada di kapal, selama sandar di pelabuhan.

Semua kebutuhan hidup para awak kapal itu dipasok oleh pihak agennya masing-masing. "Kalau dulu mereka bisa jalan-jalan dulu di Surabaya, tapi sekarang tidak boleh. Setelah bongkar muat selesai, mereka harus segera meninggalkan pelabuhan," ujarnya.

Pihaknya memastikan, pemerintah tidak mungkin melakukan lockdown untuk kawasan pelabuhan yang merupakan jantungnya sebuah negara. Bahkan dalam kondisi yang mendekati Bulan Ramadhan seperti sekarang, Kody sudah mendapat kabar bakal datang lagi 12 kapal pengangkut kebutuhan pokok impor, ke sejumlah pelabuhan.

Terkait dengan hal tersebut, pihaknya menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi borong barang (punic buying), yang justru bakal memicu kenaikan harga. Karena dilihat dari aktifitas bongkar muat, semua kebutuhan masyarakat masih cukup tersedia.

Dalam kesempatan itu, dia justru menyayangkan pemberitaan media televisi yang sejak pagi hingga malam terus menerus membahas soal Corona. Padahal kasus kematian akibat Corona hanya 3 persen atau jauh lebih rendah dibanding SARS  yang angka kematiannya mencapai 30 persen.*** 

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat