unescoworldheritagesites.com

Skors Fania Farid, PB PJSI Dinilai Aneh Dan Otoriter - News

Pejudo putri Bali, Fania Farid terancam tidak bisa tampil di PON 2020 Papua setelah kena skors PB PJSI

JAKARTA: Langkah Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) menghukum pejudo putri Fania Farid dinilai aneh dan otoriter. PB PJSI menjatuhkan skorsing tidak diperbolehkan mengikuti kejuaraan atau kegiatan judo yang diselenggarakan PB PJSI/KONI Pusat sampai  tanggal 31 Desember 2020 terhadap judoka asal Bali itu.

Juru bicara Indonesia Judo Community (IJC) Aji Kusmantri  menyayangkan skorsing terhadap Fania Farid itu. Pasalnya, skorsing dijatuhkan setelah Fania memenuhi anjuran PB PJSI sendiri untuk mengundurkan diri dari Pelatnas SEA Games 2019. Kemudian timbul keanehan, surat skorsing yang ditandatangani langsung Ketua Umum PB.PJSI Mulyono itu tidak ditembuskan ke pengurus provinsi (Pengprov) PJSI di Tanah Air.

“Ini baru pertama kalinya terjadi di lingkungan PB.PJSI. Ada apa dengan PB.PJSI sampai mengeluarkan surat semacam itu. Ini sama saja PB.PJSI bersikap otoriter,” kata Aji Kusmantri.

Apalagi kata Aji, PB.PJSI juga tidak memberi kesempatan sedikit pun kepada Fania untuk membela diri meski secara prinsip judoka yang diprediksi bakal menyabet medali emas PON kelas -78 kg putri itu telah menyampaikan pengunduran dirinya  sesuai prosedur. Dengan skorsing itu Fania kehilangan kesempatan untuk bertanding di ajang PON 2020 yang digelar di Papua, 20 Oktober-2 Nopember 2020.

PB PJSI mengeluarkan skorsing dengan surat keputusan PB/35/KU-03/Judo/III/2020  tertanggal 6 Maret 2020 dengan dasar  utama Fania Farid dinilai meninggalkan pelatnas judo SEA Games 2019, program tanning camp di Jepang pada tanggal 1 September 2019 tanpa seizin pimpinan PB PJSI yang berwenang. Fania mengajukan alasan untuk mengikuti kegiatan pendidikan di kampus (Universitas Negeri Jakarta) serta tidak mau mengecewakan orang tua.

Indonesia Judo Community (IJC) seperti disampaikan Aji,   menilai skorsing terhadap Fania Farid sangat disayangkan. Pasalnya, kata Aji, Fania sudah melayangkan surat pengunduran dirinya kepada  Sekjen PB PJSI Bachtiar dan sudah disampaikan juga kepada manajer tim, Hendro dan pelatih Ade.

‘’Jadi aneh kalau dalam surat keputusan PB.PJSI yang ditandatangani  langsung oleh Ketua Umum itu disebutkan bahwa Fania meninggalkan pelatnas. Padahal Fania sendiri awalnya minta izin meninggalkan pelatnas hanya lima hari dan disarankan mengundurkan diri. Surat pengunduran diri pun dibuat, jadi bukan meninggalkan pelatnas,’’ ujar Aji. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat