unescoworldheritagesites.com

Bamus Usulkan Pemprov DKI Bangun Rumah Adat Betawi Di Monas - News

Waketum Bamus Betawi M Rifqi ( Eki Pitung) berpeci  merah bersama pengurus Bamus Betawi lainnya mengusulkan kepada Pemprov DKI agar membangun rumah adat tradisional Betawi di Monas.

JAKARTA: Badan Musyawarah (Bamus) Betawi mengusulkan pembangunan Rumah Adat Betawi di Kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat. Selain itu, Bamus juga ingin Pemprov DKI melakukan retradisionalisasi atau pentradisionalan kembali kampung Betawi di 12 titik di wilayah Jakarta. Hal ini sebagai implementasi dari Peraturan Daerah (Perda) No 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi dan Peraturan Gubernur (Pergub) No 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.

"Langkah ini sangat perlu diambil oleh Pemprov DKI atas usulan Bamus Betawi sebagai bentuk kecintaan dan kepedulian terhadap Budaya lokal Betawi," kata Wakil Ketua Umum Bamus Betawi M Rifqi alias Eki Pitung dalam acara 'Pencanangan Pembangunan Rumah Adat dan Kampung Betawi' yang digelar di Jakarta, Desember 2020 pekan lalu.

Eki menjelaskan, pembangunan rumah adat dengan desain Betawi klasik perpaduan modern tersebut sebagai upaya serta wujud melestarikan budaya kebanggan masyarakat Betawi, sebagai tuan rumah di Ibu Kota.

"Kita tahu, belum lama ini telah dilakukan revitalisasi Monas dengan gaya Internasional, sehingga rumah adat Betawi ini akan menjadi sentuhan tradisional sekaligus akan menambah destinasi wisata di tengah kota. Apalagi ini langsung di Kawasan Monas," katanya.

Dia berharap program ini dapat segera direalisasikan Pemprov DKI dalam waktu dekat. "Rumah ini juga akan didedikasikan sebagai 'Rumah Kerja Gubernur', nah, nanti sekali-kali Pak Gubernur bisa berkantor di Rumah Adat Betawi itu saat menerima tamu-tamu adat dari seluruh Indonesia atau pun tamu dari dunia Internasional," tutur Eki Pitung lagi.

Sementara itu, Ketua Umum Bamus Betawi Abrahan Lunggana (Haji Lulung) sangat mengapresiasi dan menyambut baik wacana tersebut. 

Dia mengaku, saat ini pihaknya juga tengah berencana untuk meretradisionalisasi atau pentradisionalan kembali kampung-kampung Betawi di 12 titik di wilayah Jakarta.

Menurutnya, pengembalian menjadi tradisional kampung Betawi antara lain seperti Rawa Belong, Tenabang, Kemayoran, Duri Kosambi, Marunda, Cakung, Jatinegara dan Condet serta Mampang.

"Wilayah ini memang layak disebut Kampung Betawi," kata mantan Wakil Ketua DPRD DKI dua periode itu.

Haji Lulung yang saat ini berkantor di Senayan mengaku khawatir bila kampung-kampung tersebut tidak dijaga, kelestarian budaya Betawi lambat laun akan hilang karena tergerus zaman dan globalisasi.

"Ini adalah tantangan kita bersama dalam upaya pelestarian budaya lokal kita," tutur Anggota DPR RI dapil Jakarta 3 itu.

Pakar Budaya Betawi, Prof Jasmin mengatakan, bahwa pencanangan pembangunan Kampung Betawi bisa dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitas dan kuantitas atau kolaborasi dari keduanya.

"Nanti perwujudannya bisa dalam bentuk Kampung Betawi Otentik (Asli) kedua Kampung Betawi Buatan (Rekayasa), contohnya seprti Setu Babakan sebagai percontohan," ucap Jasmin.

Dua Kampung Betawi tersebut, menurut dia, bisa menggunakan konsep retradisionalisasi atau rekonstruksi. Diketahui, dalam acara ini, turut hadir tamu kehormatan para saudara sekandung Kaum Betawi yaitu Sultan Banten dan Kesultanan Kanoman (Cirebon) dari Zuriath Sunan Gunung Jati. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat