: Konferensi Cabang (Konfercab) V Nahdlatul Ulama menetapkan Wakil Ketua III Baznas Ayi Nurdin sebagai Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi periode 2024-2029..
Pada konfercab V NU yang diselenggarakan di Aula Islamic Center Kota Bekasi pada Sabtu (9/3/2024), Ayo Nirdin terpilih secara aklamasi.
Ketua Rais Syuria PCNU Kota Bekasi KH Abu Bakar mengatakan bahwa pada tata tertib penjaringan calon ketua dikehendaki minimal calon mendapatkan 4 suara.
Ayi Nurdin dan Holik ditetapkan menjadi calon yang dapat mengikuti proses pemilihan setelah keduanya disetujui oleh Rais terpilih KH Abu Bakar dan menyatakan kesediaannya untuk dipilih menjadi Ketua PCNU Kota Bekasi.
"Keduanya siap berkhitmad untuk PCNU Kota Bekasi dan menyatakan siap mengikuti proses pemilihan ketua," katanya.
Ketua Tanfiz/PCNU Kota Bekasi mengatakan, dalam sebuah momentum penting yang ditandai dengan konferensi besar, organisasi sosial keagamaan telah merumuskan program kerja untuk lima tahun ke depan. Konferensi ini, yang tidak hanya fokus pada pemilihan pengurus baru tetapi juga penajaman program kerja, telah menetapkan arah dan strategi organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Revisi Maklumat Ramadhan: Jam Operasional Hiburan Umum Ditutup
"Kita akan menjalankan apa yang sudah dirumuskan di konferensi. Ini merupakan salah satu konferensi kunci yang akan membimbing langkah kita ke depan," ungkapnya.
Dalam agenda terdekat, pihaknya berencana untuk mengajukan surat keputusan terkait pengesahan pelantikan pengurus baru.
"Kami baru terpilih, dan langkah pertama adalah memastikan legalitas kepengurusan. Setelah itu, kami akan mengadakan musyawarah kerja untuk mendetailkan program kerja yang telah dirumuskan," jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya berencana untuk menyusun kepengurusan dalam waktu 20 hari ke depan.
"Kita baru memiliki dua orang di pimpinan tertinggi. Kita akan menyusun kepengurusan dari berbagai lini dan struktur organisasi setelah Lebaran, diikuti dengan pelantikan dan musyawarah kerja," tambahnya.
Terkait dengan dinamika politik lokal, Ayi menegaskan posisinya sebagai entitas sosial keagamaan yang tidak terlibat langsung dalam politik praktis.