unescoworldheritagesites.com

Got Saluran Air KM 10 Jelek Warga Sekitar Batalion Terendam Banjir Ketika Hujan Deras - News

 Got Saluran Air  KM 10 Jelek Warga Sekitar Batalion Terendam Banjir Ketika Hujan Deras (suarakarya.id  - Yacob Nauly)



: Drainase alami yang tidak bagus menyebabkan banjir selalu merendam  kawasan kilo 10 seputar  Batalion dan sekitarnya di Kota Sorong Papua Barat Daya.

Karena sering banjir itu akhirnya pekerjaan pelebaran got saluran air  di Pertokoan depan Batalion dikerjakan sepihak.

Dinas PU Papua Barat tanpa koordinasi dengan warga setempat. Kontraktornya langsung menggali dan  menggusur tanah di depan pertokoan tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu Rukun Islam - Nissa Sabyan

Alhasil  antara  bahu jalan dengan pertokoan berjarak  5 meter. Ini menyulitkan warga berbelanja barang kebutuhan di pertokoan tersebut.

Pihak pertokoan kelabakan menghadapi masalah ini. Meski janjinya akan  membangun  jembatan dari bahu jalan ke areal pertokoan.

Pihak PUPR berjanji bangun jebatan dari bahu jalan ke pertokoan itu.

Disangka janji itu ditepati. Alih-alih ditepati  got saluran air itu tetap menganga hingga hari ini.

Sulit Atasi Banjir
Sejumlah kawasan di Kota Sorong, seperti  di sepanjang jalan Maruni, jadi langganan banjir.

Banjir biasanya merendam daerah ini mulai dari ketinggian lutut orang dewasa hingga 1 meter.

Banjir ini terus berlangsung  karena  tak ada pembuangan  air ke laut. Apalagi drainase alami sudah tak berfungsi.

Setiap banjir  media massa  selalu menjadikannya  sebagai berita utama baik di Media Sosial, Koran, Radio hingga televisi nasional mau pun lokal.

Baca Juga: Relawan Perwira Pertamina Peduli Pulihkan Trauma Anak-Anak Plumpang

Pemerintah Daerah tahu persis bahwa salah satu penyebab banjir di Kota Sorong  adalah drainase yang tidak berfungsi secara maksimal.

Drainase atau saluran air merupakan aspek infrastruktur kota atau wilayah yang cukup vital. Kurangnya pengoptimalan fungsi drainase dapat menjadi faktor yang memberikan dampak cukup serius terhadap suatu wilayah.

Sialnya,  drainase di Kota Sorong, belum dapat dioptimalkan sebagaimana mestinya. Hampir 60% kondisi drainase di kota ini tidak berfungsi secara optimal.

Tingginya sedimentasi di dalam saluran menjadi salah satu faktor penyebab tidak maksimalnya fungsi drainase.

Rata-rata drainase di Kota Sorong, berfungsi paling maksimal 50% saja. Sedimen paling banyak yang menutupi saluran sehingga menghambat aliran drainase.

Saluran air yang membujur di  Jl. Kapten  Marumi, depan Mall Papua kini dipenuhi sedimen.

Material lumpur dan pasir menutupi seperdua saluran air yang kira-kira berdiameter 1 meter.

Air yang berasal dari Galian C di gunung dan perkampungan sekitarnya,  tidak dapat mengalir lancar ke kanal  dan  Kali  Kilo Meter 10.

Saluran air yang berada di drainase tertutup tanah dan pasir. Menyebabkan warga tidak dapat mengawasi banjir.

Bahkan warga  selalu was-was akan terjadi banjir setiap turun hujan di Jalan Maruni  Kota Sorong tersebut.

Dinas PU Kota Sorong tak pernah melakukan pengerukan sedimen agar aliran air dapat mengalir dengan lancar.

Warga menyebut  seandainya  pengerukan dilakukan, maka aliran air dari gunung dan pemukiman akan lancar sampai ke sungai kilo 10 tersebut.

Anehnya,  aliran drainase dari wilayah perkampungan di pegunungan lokasi Galian C  hingga ke kota tak  jelas alur pembuangannya.

Baca Juga: Lirik Lagu Ramadhan versi Inggris Indonesia - Maher Zain

 Ini, menyebabkan masyarakat  tak dapat melakukan pendeteksian wilayah yang memiliki potensi banjir, agar terantisipasi warga.

Pembenahan drainase selama ini, dilakukan secara parsial dengan alasan minimnya anggaran. Sehingga penanganan banjir di Kota Sorong tak ditindaklanjuti secara menyeluruh.

Sejumlah pejabat   PU Kota Sorong tak bersedia memberikan klarifikasi soal banjir ini. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat