unescoworldheritagesites.com

Kajian Penanganan Banjir Kota Sorong Pemda Disarankan Libatkan 8 Perguruan Tinggi Setempat - News

Yacob Nauly (suarakarya.id)

 


Faktor geografis dan kesadaran warga akan lingkungan menjadi salah satu penyebab dominan mengapa Kota Sorong ibu kota Papua Barat Daya (PBD) jadi  langganan banjir. Dan banjir besar  itu  terjadi setiap turun hujan lebat mengguyur kota ini.

Berbagai upaya telah dilakukan bahkan sejak masa pemerintahan Kota Sorong di bawah  kepemimpinan walikota pertama hingga walikota kedua masih sulit untuk meminimalisir terjadinya banjir di kota  ini.

Selain tingginya curah hujan, masalah lain yang juga menyebabkan terjadinya banjir di Kota Sorong sebagaimana diketahui banyak orang di sini.

Yaitu lenyapnya  ratusan hektar hutan alam di Kawasan puncak pegunungan di belakang kota ini. Termasuk penambangan pasir dan batu.

Baca Juga: 1.270 Warga Pengungsi Korban Kerusuhan Wamena Butuh Bantuan Bama

Di samping  munculnya rumah penduduk di pinggir sungai, membuat penyempitan pada areal sungai. Serta berubahnya ribuan hektar area hijau, daerah tangkapan air, hutan lindung, dan hutan kota menjadi gedung areal rumah penduduk.

Beberapa langkah praktis  seharusnya dilakukan pemerintah setempat. Misalnya  dapat dilakukan atas permasalahan tersebut.

Yaitu memanfaatkan pipa resapan yang ditempatkan pada setiap selokan. Dan juga membuat bendungan kecil berseri yang ada di setiap pinggir sungai.

Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang dapat menggenangi sebuah daerah.

Banjir dapat dikatakan sebagai aliran air yang tidak dapat tertampung lagi oleh sungai, aliran air, dan saluran irigasi yang lainnya.

Biasanya air banjir merupakan air yang berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus sehingga dapat menyebabkan luapan.

Saat bencana ini terjadi di Kota Sorong banyak orang kehilangan harta benda mereka, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Karena hal tersebut, sudah sepatutnya kita sebagai manusia menjaga alam agar tidak ada lagi terjadinya banjir yang akan merugikan banyak orang di daerah ini.

Penulis cukup lama melakukan observasi terkait banjir dan penyebabnya. Serta penanganan banjir dan longsor di kota Sorong di waktu lalu maupun saat ini.

 Tapi kali ini ingin Penulis  sarankan agar Pemerintah Daerah (Pemda). Agar melibatkan 8 Perguruan Tinggi yang bercokol di Kota Sorong  untuk memberikan kajian ilmiah bagi solusi penanganan banjir di kota ini (Sorong,Red).

Literasi Lingkungan

Literasi lingkungan merupakan kemampuan individu dalam memahami dan menafsirkan kondisi lingkungan.

Dari hasil pemahaman dan penafsiran tersebut maka individu tersebut dapat memutuskan tindakan yang tepat dalam mempertahankan, memulihkan serta meningkatkan kondisi lingkungan.

Pada tataran literasi lingkungan yang penulis maksudnya inilah Pemda Kota dan Provinsi melibatkan 8 Perguruan Tinggi di Kota Sorong. Dalam hal untuk melakukan pengkajian ilmiah sesuai bidang Program Studi terkait lingkungan  masing-masing Perguruan Tinggi.

Kajian Perguruan Tinggi (PT) yang dimaksudkan penulis itu adalah melakukan pendekatan ilmiah. Pendekatan sesuai dengan bidang studi lingkungan masing-masing disiplin ilmu.

Contoh literasi lingkungan bidang kesehatan ini terkait dampak lingkungan yang becek dan kotor penuh sampah terhadap kesehatan warga. Seperti apa dan bagaimana solusinya. Apa saja yang tidak boleh dikerjakan warga. Dana apa   saja yang boleh dilakukan agar lingkungan sekitar tetap terjaga aman.

Bidang agama apa saja. Literasi lingkungan yang dilakukan adalah bagaimana mengutamakan kesehatan diri dan lingkungannya. Karena Tuhan mencintai umatnya yang bersih dan menjaga lingkungan di mana ia berada.

Begitu pun program studi Pendidikan. Literasi lingkungan yang diberikan adalah bagaimana anak didik menjaga lingkungan yang bersih agar program belajar mengajar tak terganggu.

Literasi lingkungannya seperti apa.
Selanjutnya terkait hukum dan politik ekonomi keuangan seperti apa jika lingkungan selalu rusak akibat ulah manusia.

 Bagaimana literasi lingkungan yang diberikan kepada warga yang sering terlanda banjir. Inilah kira-kira yang dimaksudkan literasi lingkungan yang perlu dikaji pihak PT.

Pihak Pemda tentu harus menyiapkan sumber daya untuk mendukung program kegiatan literasi lingkungan ini agar berjalan tiap beberapa bulan sekali.

Diharapkan dengan begini kesadaran masyarakat akan meningkat untuk menjaga lingkungan terbebas dari banjir.

- Penebangan Hutan Liar
Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab banjir yang sangat umum.

 Penebangan hutan menjadikan lahan resapan air akan sangat berkurang dan dapat menimbulkan bencana seperti banjir ataupun tanah longsor.

Adanya daerah resapan air merupakan hal yang sangat penting dan dapat mencegah terjadinya bencana banjir tersebut.

Baca Juga: Manfaat Pendidikan dan Keterampilan Literasi di Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya Selayang Pandang

Oleh karena itu, sudah kewajiban kita tetap menjaga kelestarian hutan kita dan tidak menyebabkan hutan gundul yang dapat mengakibatkan banjir.

- Penyebab banjir yang sering kita tidak sadari adalah kebiasaan akan membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan contohnya di sungai, akan dapat mengakibatkan mampetnya aliran air dan akibatnya air sungai akan meluap.

Hal tersebut menjadi sebuah pemicu terjadinya banjir yang dapat merugikan masyarakat ataupun menimbulkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

- Pemukiman yang Dibangun di Bantaran Kali di Kota Sorong
Penyebab banjir biasanya adalah kurang tertatanya pemukiman penduduk yang berada di daerah bantaran sungai.

Hal negatif yang dapat timbul akibat hal tersebut adalah dapat membuat pendangkalan sungai karena kebiasaan buang sampah yang dilakukan para warganya dan dibuang langsung ke sungai.

Selain itu, keadaan tanah di sekitar kiri dan kanan bangunan bisa saja ambles dan menutup sisi-sisi sungai. Hal tersebut menyebabkan penyempitan aliran sungai dan rawan akan terjadinya banjir.

- Daerah yang Memiliki Dataran Rendah
Biasanya banjir akan timbul pada daerah-daerah yang memiliki kontur tanah yang rendah.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa air akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya lebih rendah.

Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya banjir akan lebih besar.

- Curah Hujan yang Cukup Tinggi
Penyebab banjir dan solusi untuk mengatasinya yang berikutnya adalah tingginya intensitas curah hujan di suatu daerah.

Jika hujan lebat terjadi telah berlarut-larut dalam waktu yang lama akan sangat berpotensi terjadi banjir. Terutama pada daerah-daerah yang juga memiliki kontur tanah yang labil.

- Pengaturan Drainase yang Diubah Tanpa Mengindahkan Amdal.

Drainase merupakan salah satu infrastruktur yang penting bagi suatu kota dalam mencegah terjadinya banjir.

 Biasanya drainase banyak diubah tanpa mengindahkan amdal. Hal tersebut banyak terjadi di daerah perkotaan.
Daerah hutan atau rawa seharusnya juga dapat berguna untuk mengatasi banjir.

Namun pada realitanya, banyak lahan yang telah dialih fungsi menjadi mall atau gedung-gedung perkantoran.
Penyeimbangan antara pembangunan di daerah kota dan kawasan drainase kota sebaiknya perlu dilakukan agar dapat mencegah terjadinya banjir.

- Salah Sistem Kelola Tata Ruang
Kesalahan pada sistem tata kelola ruang di daerah perkotaan biasanya seringkali menyebabkan sering terjadinya banjir.

Dengan adanya kesalahan tersebut, biasanya air akan sulit menyerap ke dalam tanah dan menyebabkan aliran air menjadi lambat.

 Sementara pada musim penghujan, air yang datang ke daerah tersebut akan lebih banyak jumlahnya dari biasanya sehingga dapat cepat menyebabkan banjir.

- Tanah yang Tidak Mampu Menyerap Air

Ketidakmampuan tanah dalam melakukan penyerapan air biasanya disebabkan karena berkurangnya lahan hijau atau lahan terbuka lainnya yang ada di perkotaan.

Hal tersebut mengakibatkan air masuk ke dalam saluran, sungai, danau, ataupun selokan. Apabila tempat-tempat tersebut sudah meluap, dapat dipastikan bahwa air yang meluap mengakibatkan banjir.

- Pemakaian Air Tanah yang Tinggi
Penyebab banjir yang selanjutnya adalah adanya pemakaian air tanah yang tinggi.

Potensi banjir di perkotaan biasanya disebabkan oleh mobilitas yang tinggi dan pembangunan yang pesat sehingga menyebabkan kebutuhan air di kota jauh lebih tinggi.

Pada faktanya, penggunaan air tanah yang masih dapat memunculkan problem baru, yakni permukaan tanah menjadi turun. Hal tersebut dikarenakan oleh jumlah air tanah yang berkurang. Permukaan tanah yang mengalami penurunan akan memperbesar risiko terjadinya banjir.

- Tinggal di Daerah Resapan Air
Bagi sebuah perkotaan, daerah resapan air merupakan suatu kunci untuk mencegah terjadinya banjir. Namun kebanyakan saat ini daerah resapan air di kota Sorong telah beralih fungsi sebagai pemukiman warga. Akibatnya daerah resapan air akan semakin sedikit dan akan memicu potensi banjir lebih tinggi pada saat datangnya musim penghujan.

Kesimpulan

Faktor geografis dan kesadaran warga akan lingkungan menjadi salah satu penyebab dominan mengapa Kota Sorong ibu kota Papua Barat Daya (PBD) jadi  langganan banjir. Dan banjir besar  itu  terjadi setiap turun hujan lebat mengguyur kota ini.

Berbagai upaya telah dilakukan bahkan sejak masa pemerintahan Kota Sorong di bawah kepemimpinan walikota pertama hingga walikota kedua masih sulit untuk meminimalisir terjadinya banjir di kota  ini.

Selain tingginya curah hujan, masalah lain yang juga menyebabkan terjadinya banjir di Kota Sorong sebagaimana diketahui banyak orang di sini. Yaitu lenyapnya  ratusan hektar hutan alam di Kawasan puncak pegunungan di belakang kota ini. Termasuk penambangan pasir dan batu.

Dari kajian yang penulis sampaikan di atas maka keterlibatan Perguruan Tinggi untuk memberikan solusi bagaimana mana baiknya penanganan banjir  di Kota Sorong Bandar Provinsi Papua Barat Daya ini penting dilakukan.

Pantun

Burung kecil hinggap di kaca
Berkilau mata mengibaskan surai
Menjaga alam di hati semua
Supaya tercipta lingkungan damai.

Diharapkan untuk mampu menjadikan hati lebih menyayangi alam. Sehingga akan membuka mata pada bencana yang telah terjadi. Keyakinan dan usaha yang besar pasti mampu untuk mengembalikan alam seperti sediakala. Terima kasih

Baca Juga: Multiplayer Effect Platform Kota Sorong Terhadap Ekonomi Provinsi Papua Barat Daya

Penulis - Yacob Nauly: Pemegang Kartu Utama UKW Dewan Pers;  Wartawan ; Mantan Ketua PWI Sorong;  Fellowship Journalism BRI Pusat Angkatan 3;  Mahasiswa Magister (S2) di IAIN Sorong dan di Universitas Terbuka (UT).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat