unescoworldheritagesites.com

Koordinator MAKI Boyamin Saiman, Ternyata Baru Lulus S1 Setelah 30 Tahun Kuliah Lho! - News

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman (Endang Kusumastuti)

 

: Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, ternyata baru menyelesaikan kuliah S1 setelah 30 tahun di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo. Boyamin resmi lulus S1 pada tanggal 23 Mei 2022 lalu dan akan diwisuda Juni mendatang.

"Saya dari Ponorogo masuk ke Solo tahun 1991, kuliah di UMS. Sampai semester tujuh  saya sudah mengajukan skripsi dan menyelesaikan dua mata kuliah wajib," jelas Boyamin kepada wartawan di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (30/5/2022).

Skripsi yang diajukan saat itu tentang pendirian Partai Politik baru berdasarkan UU nomer 5 tahun 1985. Karena saat itu hanya ada tiga parpol yakni PPP, Golkar dan PDI. Dengan judul tersebut dirinya ingin skripsinya meledak karena saat itu tidak boleh ada pendirian parpol diluar tiga itu.

Baca Juga: Din Syamsuddin Sebut Islam Indonesia Masih Diremehkan Di Forum Dunia

"Tetapi akhirnya terbengkalai karena ditarik Sangidoe ( Mudrick Sangidoe/ tokoh politik senor Solo)  menjadi anggota DPRD,"  jelasnya lagi.

Setelah menjadi anggota DPRD Kota Solo periode 1997-1999 dari PPP, skripsinya terbengkalai. Bahkan expired setelah tahun 1998.

"Saya yang ikut membiayai demo 97/98, ikut jatuh, skripsi juga tidak selesai dan expired.Saya malu masuk kuliah lagi dan nganggur," katanya.

Sehingga dirinya mendirikan kantor hukum di Kota Solo tahun 1999 dan kemudian mendirikan organisasi termasuk MAKI tahun 2007. Selanjutnya tahun 2008 mendirikan lantor hukum di Jakarta.

Baca Juga: Viral Calon Siswa Bintara Lulus Tapi Posisinya Digantikan Orang Lain, Polri: Yang Bersangkutan Buta Warna

Sampai pada akhirnya tahun lalu, dirinya dipanggil Dekan FH UMS. Untuk meminta dirinya menyelesaikan skripsi.

"Dekan meminta saya terus dan menanyakan apakah saya masih ingin diwisuda.  Karena saya senang dengan wayang Mahabarata dan Ramayana, ada cerita Prabu Karna hilang ilmunya saat perang penting melawan Arjuna karena dikutuk gurunya," katanya lagi.

Dengan cerita tersebut, dijadikan alasan baginya untuk menyelesaikan skripsi. Karena takut ilmunya akan hilang jika tidak menuruti Dekan.

Baca Juga: Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) Belum Ditemukan, Tim SAR Indonesia Siapkan Personil Bersertifikat Internasional

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat